Bagikan:

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dalam memberikan sumbangan melalui kotak amal. Pasalnya, kotak amal menjadi modus jaringan terorisme untuk menggalang dana.

Hal itu disamapikan Kepala BNPT Boy Rafli Amar saat rapat dengar pendapat bersama Komisi III DPR, Rabu, 15 September.

Boy mengungkapkan, kelompok jaringan Jemaah Islamiyah (JI) saat ini menggunakan nama-nama baru berkenaan dengan nama yayasan untuk menggalang dana melalui kotak amal.

"Mereka termasuk pihak-pihak yang menyalahgunakan kotak-kotak amal, yang pada dasarnya mereka ingin menghimpun dari generasi muda untuk ikut dalam kegiatan mereka," ujar Boy.

Dia meminta masyarakat tetap waspada terkait hal ini. BNPT, lanjutnya, juga tengah berupaya mengedukasi masyarakat agar niat baik untuk beramal tidak disalahgunakan jaringan terorisme.

"Kami perlu mengedukasi masyarakat, memang niatnya baik untuk bederma, tetapi kalau salah untuk bederma sama dengan mendukung tindakan terorisme," kata Boy.

Sumbangan yang masuk kepada kotak amal milik teroris, sambung Boy, nantinya akan disalahgunakan untuk mendukung kegiatan mereka. Salah satunya mengirimkan anak-anak muda berangkat ke negara-negara Timur Tengah.

"Jangan sampai ternyata di belakang daripada itu mereka adalah orang-orang yang melakukan organisasi sebagai event organizer untuk pengumpulan anak-anak muda untuk berangkat ke Irak dan Suria," jelas Boy.

Boy mengatakan, BNPT juga melakukan koordinasi dengan Kementerian Agama dan Kementerian Hukum dan HAM menyangkut penggalangan dana teroris berkedok kotak amal. Menurut Boy, dua kementerian itu akan mengawasi dan menyeleksi jika ada yayasan yang melakukan sumbangan fiktif. 

"Terlebih berkaitan dengan gerakan terorisme," pungkasnya.