Bagikan:

JAKARTA - Masyarakat korban banjir di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, memerlukan bantuan makanan, pakaian dan selimut yang dikhawatirkan menimbulkan penyakit menular.

"Kami kebingungan hingga kini tinggal di Pos Ronda Sentral, karena rumah kontrakan tergenang air banjir," kata Jahe, seorang warga korban banjir di Rangkasbitung Kabupaten Lebak, dilansir Antara, Rabu, 15 September.

Banjir yang melanda permukiman warga Sentral, Kelurahan Rangkasbitung Barat, kemungkinan surut antara dua sampai tiga hari.

Sebab, banjir di daerah itu akibat saluran air yang tidak berjalan lancar dan menyebabkan terjadi genangan.

Pengalaman banjir Agustus 2021, kata dia, warga hingga empat hari kembali ke rumah kontrakan setelah banjir surut.

Namun, banjir pada Selasa, 14 September masuk kategori terparah karena curah hujan cukup tinggi.

"Kami merasa kewalahan jika banjir tersebut tidak secepatnya surut, sebab sudah dua hari terakhir ini tidak bisa mencari nafkah," kata Jahe yang sehari-hari berjualan minuman labeur jahe di Rangkasbitung.

Dirinya sangat mengharapkan bantuan makanan, pakaian dan selimut.

Saat ini, kata dia, bangun tidur saja di pengungsian Pos Ronda Sentral tidak ada makanan.

Bahkan, keluarganya itu mendapatkan bantuan nasi bungkus dari dermawan juga dari ketua rukun tetangga setempat.

Selain itu ia juga kebingungan jika buang air besar dan mandi sehingga terpaksa menumpang ke rumah orang lain.

"Kami berharap adanya bantuan bahan pokok dan kebutuhan lain untuk mengurangi beban ekonomi keluarga," katanya, menjelaskan.

Begitu juga pengungsi lainnya, Indah mengaku dirinya kini terpaksa tinggal di rumah kerabat, karena anaknya saat mengungsi ke musala muntah-muntah.

Saat ini, kata dia, dirinya kebingungan untuk memenuhi kebutuhan dapur.

"Kami sangat berharap adanya bantuan makanan dan kebutuhan lainnya, " katanya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Lebak Febby Rizky Pratama mengatakan selama ini untuk penyaluran bantuan bahan pokok setelah adanya laporan dari petugas kelurahan dan desa untuk warga korban banjir.

Sementara, kata dia, untuk kebutuhan makanan nasi bungkus pihaknya sudah membuka dapur umum.

"Kami mendistribusikan nasi bungkus ke lokasi warga yang dilanda banjir, " katanya.