Dinilai Perwira Terbaik, 3 Calon Panglima TNI dari Tiap Matra Tak Perlu Dibandingkan
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto akan memasuki masa pensiun (Foto: Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah nama petinggi di Tentara Nasional Indonesia (TNI) mulai digaungkan sebagai calon Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto yang akan memasuki masa pensiun pada November mendatang.

Pengamat Militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi, menilai ketiga pimpinan tiap matra memiliki keunggulan yang kompetitif. Sebab, hambatan baik di TNI AL, AD dan AU berbeda-beda.

Nama yang mencuat yakni, KSAD Jenderal Andika Perkasa, KSAL Laksamana Yudo Margono, dan KSAU Marsekal Padjar Prasetyo. Pun masuk nama Kasum TNI Eko Margiyono.

“Tiga Kepala Staf yang ada saat ini ialah perwira terbaik di masing-masing matra. Jadi enggak perlu membanding-bandingkan keunggulan," ujar Khairul, Senin, 6 September.

Terlebih, kata Khairul, Presiden Joko Widodo memiliki ukuran, prioritas, dan kebutuhan sendiri soal calon Panglima TNI. Namun, diharapkan Presiden dan DPR selektif memilih tanpa pencitraan dan reputasi tanpa melihat realitas secara objektif.

"Jelas hak presiden menentukan pengganti panglima, tapi saya harap tidak terjebak bangunan citra dan reputasi tanpa melihat realitas secara objektif," ungkapnya.

Khairul lantas menyinggung kebijakan dari KSAD TNI Jenderal Andika Perkasa soal polemik tes keperawanan. Menurutnya, hal itu seperti ingin menunjukkan persoalan koordinasi dan komando di TNI. Jenderal Andika Perkasa, kata dia, seharusnya bisa memberi kepatuhan dan mendorong perubahan kebijakan secara patut.

“Ya, itu (tes keperawanan, red), motifnya apa coba? Seolah TNI AD lebih progresif daripada yang lain,” imbuhnya.

Oleh karena itu, dia berharap Presiden Jokowi bisa menentukan Panglima TNI yang patuh terhadap hukum.

“Siapa pun dipilih Presiden, semestinya merupakan figur yang memiliki loyalitas, tegak lurus tanpa hambatan, dan siap menjalankan perintah tanpa ditumpangi oleh kepentingan di luar kepentingan negara,” pungkas Khairul.