JAKARTA - Bergabungnya Partai Amanat Nasional (PAN) ke partai koalisi pendukung pemerintah dinilai menjadi pembuka jalan bagi partai-partai baru, khususnya partai berbasis Islam. Peluang tersebut bisa diambil Partai Ummat dan Partai Gelora Indonesia untuk masuk ke Senayan pada Pemilu 2024.
"Para pendukung PAN, yang umumnya cenderung kritis, tentu tidak menghendaki PAN masuk partai koalisi pendukung Pemerintah. Mereka ini kemungkinan besar akan beralih ke partai baru yang berbasis Islam," ujar pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga di Jakarta, Jumat, 3 September.
Jamiluddin memperkirakan, sebagian pendukung PAN yang berbasis Muhammadiyah akan beralih ke partai baru yang berbasis Islam. Sebab, ormas Islam tersebut tampaknya tak sudi mendukung PAN yang berubah haluan mendukung pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Hanya saja, dua partai berbasis Islam yang mempunyai kans paling besar menjadi pelabuhan hanya Partai Ummat dan Partai Gelora. Sementara Masyumi Reborn nampaknya masih cukup sulit.
"Tampaknya hanya Partai Ummat dan Partai Gelora yang berpeluang masuk Senayan. Sementara Partai Masyumi kiranya sangat sulit mendulang suara yang signifikan untuk mendapat tiket ke Senayan," kata Jamil.
Menurutnya, Partai Ummat tentu punya basis kuat di Muhammadiyah dan ormas Islam lainnya di luar NU. Sementara sebagian besar suara ormas tersebut diperkirakan akan meninggalkan PAN, PPP, dan PBB, dan beralih ke Partai Ummat.
"Karena itu, ada kemungkinan suara PAN, PPP, dan PBB akan semakin nyungsep pada Pileg 2024," kata Jamil.
Sementara, sambungnya, Partai Gelora akan bersaing ketat dengan PKS dengan memperebutkan segmen pemilih yang sama. Karena itu, PKS tidak akan lagi mendapat suara penuh dari segmen Islam yang selama ini sangat loyal dan diperkirakan sebagian pemilihnya akan beralih ke Partai Gelora.
"Partai Gelora akan berpeluang ke Senayan, bila memperluas segmen calon pemilihnya. Kelompok Islam terdidik yang nasionalis dapat dipertimbangkan untuk menambah suara agar mendapat tiket ke Senayan," ucapnya.
BACA JUGA:
Karena itu, sambung Jamil, partai baru yang berbasis Islam hanya Partai Ummat dan Partai Gelora yang berpeluang masuk Senayan.
"Itu pun kalau dua partai itu mampu memperluas segmen calon pemilihnya dan memanfaatkan kelemahan partai Islam yang saat ini berkoalisi dengan partai pendukung pemerintah," pungkas Jamiluddin.