JAKARTA - Belum usai varian Delta asal India yang menyibukkan dunia, ilmuwan asal Afrika Selatan baru-baru ini mendeteksi adanya varian Corona baru bernama C.1.2.
Lantas, apakah C.1.2 lebih berbahaya dibanding varian Delta?
"Pandemi ini masih jauh dari selesai. Bahwa virus ini masih mencari cara untuk berpotensi menjadi lebih baik dalam menginfeksi kita," ujar spesialis penyakit menular dalam penelitiannya terkait C.1.2, Richard Lessels, dikutip dari Reuters, 31 Agustus.
Kendati begitu, Lessels menegaskan, masyarakat tidak perlu khawatir pada tahap ini mengingat varian memang akan menjadi lebih banyak. Kata dia, mutasi virus pasti akan muncul lebih banyak dalam masa pandemi.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, data pengurutan genom dari Afrika Selatan menunjukkan varian C.1.2 masih jauh lebih sedikit penyebarannya dibanding varian Delta yang dominan pada bulan Juli 2021, bulan terakhir di mana sejumlah besar sampel tersedia.
Hingga kini, varian Delta disebut masih menjadi varian tercepat dan terkuat di dunia.
Varian Beta diketahui lebih mudah menyebar dibanding varian asli Corona penyebab COVID-19.