JAKARTA - Kementerian Agama akan mengebut seleksi imam masjid untuk Uni Emirat Arab dengan target menjaring 100 calon imam masjid, sebelum Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan ke negara tersebut pada November 2021.
"Terkait seleksi imam masjid untuk Uni Emirat Arab, perlu kami laporkan bahwa pengiriman imam masjid ke Uni Emirat Arab merupakan bagian strategis dari kerja sama bilateral antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Uni Emirat Arab," ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat rapat bersama Komisi VIII DPR RI yang dipantau secara virtual di Jakarta, dilansir Antara, Senin, 30 Agustus.
Gus Yaqut mengakui bahwa seleksi imam masjid untuk UEA berjalan lambat, sebab ada sejumlah syarat yang dianggap berat dan ketat. Syarat yang mesti dipenuhi para calon imam masjid itu yakni harus hafal Al-Qur'an, bisa berbahasa Arab, dan qari.
Hingga hari ini, kata dia, baru terjaring 33 imam atau masih jauh dari target yang diminta Pemerintah UEA yakni 200 imam masjid hingga 2022.
"Mencari perpaduan tiga hal ini (hafal Al Quran, fasih berbahasa Arab, dan qari, red.) sangat sulit, tapi kita terus berusaha. Tahun ini mereka (UEA, red.) meminta 100, tahun depan 100. Itu yang kami kejar supaya sebelum kunjungan Presiden Jokowi ke Uni Emirat Arab bisa terpenuhi," kata dia.
BACA JUGA:
Kemenag membuka pintu bagi masyarakat yang tertarik untuk menjadi imam masjid di UEA, asalkan memenuhi persyaratan.
"Oleh karena itu, tentu dorongan dan bantuan dari bapak ibu sekalian, siapa tahu ada di antara saudara, tetangga, atau siapa kita ini yang memenuhi ketiga kriteria itu bisa kita dorong," kata Yaqut.
Sebelumnya, 213 hafiz Indonesia mengikuti seleksi calon imam masjid untuk UEA yang diinisiasi Kementerian Agama.
Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin menjelaskan seleksi ini telah berlangsung selama tiga hari, sejak 25 hingga 27 Agustus 2021.
"Kegiatan ini merupakan upaya bilateral dua negara. Menjadi imam masjid di UEA merupakan kemuliaan, kebanggaan, dan kehormatan bagi Indonesia," kata dia.
Dia menjelaskan UEA salah satu negara yang memiliki tingkat keberagaman tinggi.
Oleh karena itu, ia berharap, imam masjid yang terpilih nantinya bisa menjadi agen bagi bangsa Indonesia di UEA.