Karena PPKM, Seniman Jalanan Pilih Bersuara Lewat Dinding
Karya seni, mural yang dibuat seniman jalanan di daerah Kebon Kacang. Foto: (Rizky Sulistio/ VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Teddy, Ketua RT 005 mengatakan, adanya mural kritikan sosial bertuliskan 'Kami Lapar Tuhan' dan 'Yang Bisa Dipercaya Dari TV Cuma Adzan' di tembok lahan kosong Jalan Kebon Kacang, Tanah Abang, sejatinya tidak mengganggu aktivitas warga setempat.

Menurut Teddy, sejauh ini dirinya belum menerima adanya laporan dari warga sekitar.

"Ini mural biasa kayaknya. Saya juga nggak pernah perhatikan, sih, cuma sepintas saja. Tulisannya juga biasa aja, sih," kata Teddy, Kamis 26 Agustus.

Namun demikian, ia mendukung pembersihan mural itu sebagaimana yang banyak dilakukan belakangan ini di daerah lain.

"Sekarang kan lagi marak penghapusan mural. Ya, kita ikutin aja, kalau pemerintah larang, ya dilarang," ujarnya.V

Dari hasil pantauan di lokasi, dibawah mural 'Yang Bisa Dipercaya Dari T Cuma Adzan' itu terdapat tulisan Kuas Rusak Project selaku komunitas yang bertanggung jawab atas mural tersebut.

Ketika wartawan berusaha mencari dan mengontak admin Kuas Rusak Project di media sosial Instagram, pemilik akun tersebut mengarahkan untuk menghubungi admin akun tembokperlawanan.

Admin akun tersebut mengatakan, mural itu dibuat empat seniman minggu lalu. Tujuan mereka membuat lukisan tembok itu adalah untuk menyuarakan keresahan rakyat, tanpa maksud menghina atau memprovokasi siapa pun.

"Mural ini nggak mengandung unsur rasis, menghina, atau provokasi. Hanya bersuara mewakili keresahan rakyat. Karena PPKM, kita nggak mungkin berkerumun apalagi demo, jadi lebih baik kita bersuara lewat dinding," katanya.

Penghapusan mural yang mereka buat itu pun disayangkan. Padahal, menurut mereka, mural sudah mewarnai tembok-tembok kota, termasuk di Jakarta.