JAKARTA - Pasca berhenti dari industri film dewasa pada 2015, Mia akhirnya buka suara soal bagaimana dirinya dijebak memasuki industri tersebut. Butuh waktu hampir enam tahun baginya untuk berani mengutarakan perasaan yang paling ia pendam selama ini.
"Saya tidak pernah membicarakan hal ini sebelumnya, karena merasa seolah-olah saya tidak bisa menceritakan kisah saya tanpa dicibir publik," kata Mia lewat akun Twitternya.
Semua bermula saat foto syur dirinya sedang mengenakan jilbab viral di mana-mana. Mia menceritakan bahwa dalam proses pembuatan foto itu ia dijebak oleh komplotan orang-orang dari Bang Bros.
Saat itu seorang eksekutif Bang Bros Jodan Sibbs mengenalkan Mia kepada seorang juru foto dari majalah Vogue. Sibbs merayu Mia dengan mengatakan bahwa dirinya memiliki potensi besar jika mau bekerja sama dengannya.
"Mata saya berbinar, saya merasa terhormat dan bersemangat, saya pikir situasi mengerikan yang saya alami ini sekarang dapat diarahkan menjadi sesuatu yang positif," kata Mia. Juru foto bernama Christian.
Mia cerita bahwa dirinya masih merasa pangling saat pertama kali diajak ke tempat pemotretan itu. Mia benar-benar masih belum punya gambaran apa-apa soal industri tersebut.
Namun, kecurigaan Mia mulai muncul saat sadar bahwa tidak ada penata rias di sana. Mia sempat berdebat dengan dirinya sendiri, berusaha meredam rasa curiga. "Saya tidak mau secara tidak sengaja menghina fotografer karena bagaimana pun juga ini untuk Vogue!" tulis Mia.
Mia lalu digiring ke rooftop. Saat itu ia mengaku hanya berjalan berdua dengan si juru foto ke atap gedung. Rupanya sesi foto digelar di sana.
Wanita keturunan Lebanon ini manut saja ketika disuru mengenakan jilbab sambil menenteng replika. Sementara juru foto mengarahkan posenya.
Arahannya semakin menjurus, mulai dari pose "mengundang" sampai menjadi cabul. Namun Mia masih bergeming tak berani protes. "Bagaimana kalau itu memang untuk Vogue? Bagaimana jika dia marah? Bagaimana jika dia mendorongmu dari atap gedung?" pikir Mia kala itu.
Setelah mendapat gambar, Mia pikir sesi pemotretan usai. Saat hendak pulang, si fotografer menahannya. Saat itulah, hal yang paling Mia khawatirkan kejadian.
Tak berdaya
Si juru foto meminta Mia melucuti jilbab dan pakaiannya. Ia disuru berpose di dekat dinding.
"Jantungku mulai berdebar. Saya tahu mungkin mudah bagi anda untuk bilang 'Memang apa masalahnya berhubungan seks di depan kamera?' Tapi anda perlu memahami rasa takut yang dirasakan wanita ketika ia merasa tak berdaya," kata Mia.
Fotografer itu secara sesuka hati membolak-balikkan tubuh Mia sesuai dengan keinginannya. Saat itu Mia merasa ingin berteriak, menangis, dan mencakar wajahnya. Namun Mia tak berdaya.
"Bagian terburuknya adalah ketika ia menggerakan tangannya di atas payudaraku dan bilang betapa bagusnya. Aku masih merasakan logam dingin dari cincinnya saat menyentuh punggungku," kisahnya.
BACA JUGA:
Mulai sadar
Mia bilang tak bisa menebak orientasi seksual si juru foto. Pasalnya ia merasa pria itu melakukan apapun padanya seolah tak terjadi apa-apa. "Bagi saya seksualitas dia ambigu. Sampai hari ini saya tidak tahu apakah dia homoseksual, lurus, atau dalam spektrum seksualitas apa pun," kata Mia.
Mia dihantui perasaan itu selama enam tahun. Kemudian setelah enam tahun memendam kekecewaan tersebut, ia kemudian sadar bahwa apa pun orientasi seksualnya, selama hal itu mengancam keamanan dan kenyamannya maka harus berani melawan.
Perasaan tersebut menghantuinya selama enam tahun. Setelah itu ia kemudian sadar bahwa apa pun orientasi seksualnya, selama hal itu mengancam keamanan dan kenyamannya maka harus berani melawan.
Mia mengaku masih terlalu muda untuk menyadari modus tersebut. Namun kata Mia orang-orang tersebut secara sadar telah berkomplot untuk menipu dirinya. Baik Jordan Sibbs, fotografer dan eksekutif lainnya di Bang Bros semuanya terlibat.
Ia baru bisa memastikan dugaannya setelah foto-fotonya beredar melalui situs Bang Bros. Situs tersebut dibuat atas nama Mia. Ia kembali ditipu untuk menjual domain tersebut kepada komplotan itu seharga 1 dolar AS.
Lebih parah lagi, mia sama sekali tak menerima bayaran dari hasil jepretan tersebut. Ia juga tak diberi tahu, digunakan untuk apa fotonya.
"Saya adalah bidak bagi mereka. Mereka tidak pernah melihat saya sebagai manusia. Mereka memperdagangkan saya kepada orang-orang itu," kata Mia.