Muhammadiyah Imbau Warga Salat Iduladha di Rumah
Ilustrasi (Foto: Samer Chidiac dari Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengimbau, masyarakat melakukan Salat Iduladha di rumah masing-masing dan tidak menggelar salat di masjid maupun lapangan. Hal ini bertujuan untuk meminimalisasi penyebaran COVID-19. 

Imbauan ini tercantum dalam Surat Edaran Nomor 06/EDR/I.0/E/2020 Tentang Tuntunan Ibadah Puasa Arafah, Iduladha, Kurban, dan Protokol Ibadah Kurban pada Masa Pandemi COVID-19. 

"Kalau ditanya lebih baik Salat Iduladha di mana, jawabannya yang pertama tentu saja di rumah. Kenapa? Karena kondisinya masih belum aman," kata Ketua Muhammadiyah COVID-19 Command Center (MCCC) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agus Syamsudin dalam siaran langsung, Rabu, 24 Juni. 

Namun, jika sejumlah masyarakat di suatu wilayah ingin tetap menggelar Salat Iduladha berjemaah di tempat terbuka, maka harus mengikuti protokol pencegahan COVID-19, seperti menjaga jarak aman minimal 1 meter tiap deret (saf, red). Selain itu, pelaksanaan Salat Iduladha di masjid dan lapangan hanya dilakukan di wilayah berstatus zona hijau.

"Seandainya memang tetap akan dilakukan Salat Iduladha, maka benar-benar diminta untuk di tempat yang jumlahnya tidak banyak. Pemerintah menetapkan maksimum 30 (jemaah, red)," ungkap dia.

Kemudian, Agus juga mengimbau warga tidak melakukan takbir keliling pada malam Iduladha. Selain itu, warga juga diminta untuk tidak mudik ke kampung halaman masing-masing selama hari libur. Sebab, Hari Raya Iduladha jatuh pada akhir pekan, yakni Hari Jumat, 31 Juli 2020.

Protokol COVID-19 saat menyembelih hewan kurban

Lebih lanjut, Agus menyarankan agar rencana penyembelihan hewan kurban sebaiknya dialihkan dalam bentuk sedekah. Seperti disalurkan ke Lembaga Amal Zakat, Infaq

Namun, jika tetap berkeinginan menyembelih, Agus meminta agar warga tetap menjalankan protokol kesehatan ketika menyembelih hewan kurban. Hewan kurban berupa kambing atau domba sebaiknya disembelih di rumah masing-masing oleh tenaga profesional jika dirasa belum mampu. 

"Yang paling penting adalah persiapan alat pelindung diri, seperti sarung tangan, penyediaan hand sanitizer atau sabun, menggunakan masker dan face shield," tutur Agus.

Kemudian, pembagian daging kurban diantar oleh panitia ke rumah masing-masing penerima dengan tetap mematuhi protokol pencegahan penularan COVID-19. "Kami menyarankan (daging kurban, red) disampaikan kepada yang berhak dengan tidak mengumpulkan masa," ungkapnya.