JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot berhasil ditutup melemah tipis pada perdagangan hari ini, Selasa 23 Juni. Rupiah ditutup melemah 0,08 persen atau 12 poin ke level Rp14.162 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra sebelumnya mengatakan pelemahan rupiah terjadi karena sebagian pelaku pasar masih khawatir mengenai peningkatan jumlah kasus positif COVID-19 di dunia dan gelombang kedua di beberapa negara yang sudah membuka kembali perekonomiannya.
Sentimen ini masih berpeluang menekan harga aset-aset berisiko. Rupiah pun merasakan tekanan karena sentimen tersebut.
Ditambah lagi, tadi pagi pasar mendapatkan kabar terbaru yang memberikan sentimen negatif dari hasil wawancara penasehat perdagangan pemerintah AS Peter Navarro dengan Fox News bahwa perjanjian dagang dengan China telah "berakhir".
Wawancara ini menunjukkan hubungan AS dan China yang masih memanas dan mengancam pelaksanaan perjanjian dagang yang telah disepakati.
Hingga pukul 15:00 WIB, mayoritas mata uang di kawasan Asia berada di zona hijau. Yen Jepang menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di kawasan setelah turun 0,18 persen. Padahal sepanjang hari rupiah selalu berada di posisi terbawah. Selanjutnya ada peso Filipina yang juga masih turun 0,08 persen.
Sementara itu, won Korea Selatan masih menjadi mata uang dengan penguatan terbesar hari ini setelah menguat 0,55 persen terhadap dolar AS. Berikutnya ada rupee India yang naik 0,44 persen.
Selanjutnya ada dolar Singapura yang terapresiasi 0,10 persen dan dolar Taiwan yang naik 0,07 persen. Kemudian ringgit Malaysia berhasil menguat 0,06 persen dan yuan China naik 0,04 persen.
Hal yang sama juga terjadi pada baht Thailand yang berhasil ke zona hijau setelah menguat 0,02 persen. Sedangkan dolar Hong Kong betah menguat tipis 0,008 persen.