JAKARTA - Ketegangan antara Korea Utara dengan Korea Selatan terus meningkat. Pyongyang pun telah menyiapkan berbagai metode untuk membalas aksi propaganda yang dilakukan Korsel.
Melansir Reuters, Senin 22 Juni, ketegangan antar kedua negara meningkat setelah Korut meledakkan kantor penghubung bersama beberapa waktu lalu. Tak hanya itu, Pyongyang juga akan mengirimkan ribuan pamflet propaganda ke Korea Selatan, sebagai tindakan balasan atas selebaran anti-korut pada akhir Mei.
Ketika media pemerintah melaporkan warga Korut yang marah bersiap-siap untuk melakukan kampanye dengan menyebarkan selebaran skala besar, Kementerian Unifikasi Korsel yang menangani urusan lintas-perbatasan, mendesak rencana tersebut untuk dihentikan. Menteri Unifikasi beralasan bahwa tindakan tersebut akan melanggar perjanjian damai antar-Korea.
BACA JUGA:
Departemen Front Bersatu dari partai yang berkuasa di Korut, yang bertanggung jawab atas urusan antar-Korea, menolak desakan Menteri Unifikasi Korsel. Mereka mengatakan bahwa apa yang disampaikan oleh Kementerian Unifikasi Korsel adalah omong kosong yang tidak masuk akal.
"Mengingat kesalahan mereka sendiri, beraninya mereka mengucapkan kata-kata seperti 'penyesalan' dan 'pelanggaran'?" kata juru bicara departemen tersebut, dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media pemerintah KCNA.
"Ketika mereka mengenakan sepatu kami, pihak berwenang Korsel akan sedikit paham betapa jijiknya kami pada mereka dan betapa menyinggungnya hal tersebut bagi kami," kata pernyataan tersebut.
Kedua Korea secara teknis masih berperang ketika konflik 1950-53 berakhir tanpa perjanjian damai. Kedua belah pihak melakukan kampanye selebaran selama beberapa dekade, namun sepakat untuk menghentikan 'semua tindakan permusuhan' dalam perjanjian perdamaian pada 2018.
Namun beberapa kelompok yang dipimpin oleh pembelot Korut, mengirim selebaran berbarengan dengan makanan, uang kertas, radio mini dan USB yang berisikan drama dan berita Korsel. Barang-barang tersebut biasanya dikirim dengan balon melewati perbatasan atau dimasukkan dalam botol lalu dilempar ke sungai.
Minggu lalu, salah satu kelompok pembelot bahkan mengapungkan ratusan botol plastik yang diisi dengan beras, obat-obatan dan masker. Barang-barang tersebut diapungkan di laut dekat perbatasan Korsel-Korut.
Pihak Korut juga kerap menggunakan balon dan drone untuk menerbangkan selebaran anti-Korsel. Di masa lalu, orang-orang yang mendapatkan selebaran anti-Korsel tersebut akan diberi hadiah alat tulis jika melapor ke polisi.