JAKARTA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa membantah telah menutupi data pasien COVID-19 agar terlihat penanganan pandemi terkendali di wilayahnya.
Soal transparansi data, Khofifah menyebut pihaknya sudah menyampaikan data apa adanya kepada publik melalui situs resmi infocovid19.jatimprov.go.id.
"Insyaallah data Pemprov Jawa Timur ini transparansinya lahir batin, tidak ada sesuatu yang disembunyikan, karena pemprov bukan melaporkan kepada institusi manapun kecuali kepada publik," ujar Khofifah dalam diskusi virtual Universitas Airlangga, Jumat, 30 Juli.
Khofifah menjelaskan, seluruh data testing baik negatif maupun positif langsung dilaporkan dari laboratorium atau rumah sakit ke sistem online New All Record atau NAR, bukan ke Gubernur atau kepala daerah lain di Jatim.
"Seolah-olah pemprov ini jadi tertuduh, atau gubernur dan kepala daerah lah. Saya ingin matur, sama sekali tidak ada nuansa bela diri atau apa, di dalam sistem pelaporan kita tidak ada apapun yang dilaporkan oleh pemprov apalagi gubernur," jelas Khofifah.
BACA JUGA:
Termasuk angka keterpakaian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di Jatim, kata Khofifah, juga langsung dilaporkan ke sistem Rumah Sakit Online Kementerian Kesehatan, bukan ke Gubernur atau kepala daerah lain.
"Tidak ada sama sekali SOP yang memberikan referensi seperti itu, tidak ada surat edaran, tidak ada harus telpon saya dulu, ini supaya jadi bagian dari akuntabilitas kami," ungkapnya.
Sementara terkait angka kematian, Khofifah menyebut Pemprov Jatim sudah meminta Kemenkes untuk melakukan audit kematian pasien COVID-19 di daerahnya agar semua terverifikasi dengan tepat.
"Dicurigailah kita kongkalikong, bagaimana kongkalikong dengan Kemenkes? kalau data itu dari pemkab/pemkot kita unggah, jadi tidak ada data dari Pemprov, kita apa adanya," kata Khofifah.