Bagikan:

JAKARTA - Terlepas dari segala kebijakan yang kontroversial, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump nyatanya tetap memiliki pendukung setia. Para pendukung Trump dengan baik melakukan 'seni pengampunan'. Mereka menyatakan tertarik pada rekam jejak Trump dan bersedia mendengarkan retorikanya.

"Saya pikir kepribadiannya sulit dihadapi, caranya menangani orang sulit," kata Karen Deeter, seorang pensiunan dari Florida "Dia bukan politisi, tapi dia sudah melakukan beberapa hal."

Trump baru saja melewati minggu paling kontroversial dalam karier kepresidenannya. Ketika AS menavigasi krisis ketidakadilan rasial, ekonomi yang lumpuh, dan pandemi COVID-19 yang semakin parah, tanda-tanda orang akan mendukungnya dalam pemilu mendatang kembali bermekaran.

Lensa pendukung Trump

Trump menghadapi terpaan yang signifikan. Sementara, para penasihatnya juga ikut berjuang untuk beradaptasi dengan iklim politik yang menantang. Melansir CNN, Rabu, 10 Juni, bukannya para pendukung Trump tidak melihat keadaan negerinya sekarang, namun mereka mengaku punya cara melihat persoalan melalui lensa yang berbeda dari banyak warga AS.

Contohnya adalah ketika Trump berfoto di luar Gereja St. John minggu lalu. Saat itu juga tengah terjadi demo pascakematian George Floyd dan para petugas kepolisian tengah memaksa mundur demonstran secara damai dari Lafayette Park.

"Saya pikir dia (Trump) menunjukkan dukungannya untuk gereja Kristen," kata Beverly Slough, seorang anggota dewan di St. Johns County. "Kupikir dia sangat, sangat berani berjalan di sana."

Slough memuji catatan ekonomi pemerintahan Trump dan dia tidak menyalahkan Trump atas angka pengangguran yang melonjak setelah wabah COVID-19. Dia mengatakan satu-satunya sarannya untuk Presiden Trump adalah berpikir dua kali sebelum mengunggah sebuah tweet yang membuat para warganet emosi.

"Saya pikir bagus ia membawa suatu bahasan ke Twitter karena itulah cara dia menyampaikan pesannya. Tapi kupikir mungkin, kadang-kadang, dia harus menarik napas satu atau dua kali sebelum dia menekan tombol kirim. Itu saja," tambah Slough.

Salah satu hal yang paling membuat orang menggelengkan kepala mereka adalah ketika Trump menyampaikan pidatonya. Bahkan ketika beberapa pemilih menyatakan ketidaksenangan pada beberapa materi pidato Trump, masih banyak orang yang menyatakan niat mereka tanpa ragu untuk kembali memilih Trump.

"Dia akan mengatakan apa yang ada dalam pikirannya dan kepadaku, aku menghargai tweet-nya," kata Courtney Fernandez, seorang sukarelawan untuk kampanye Trump di Duval County.

"Kadang-kadang kamu menatapnya dan berkata, 'Oke, itu mungkin telah melewati batas,' tapi dia bermaksud baik, dia mencintai negara kita," tambah Fernandez.

Dean Black, ketua Partai Republik di Duval County, mengatakan dia tidak percaya pemilihan tahun ini Trump akan kehilangan suara. Dia mengatakan pesan hukum dan ketertiban yang disampaikan Trump pekan lalu, akan menarik pemilih untuk memberikan suaranya kepada Partai Republik.

"Tidak, saya tidak berpikir pemilih independen akan mematikan Presiden Trump dan Partai Republik," kata Black.

"Sebaliknya, saya pikir mereka akan dimatikan kepada kenyataan bahwa Partai Demokrat telah dibajak oleh radikal dan (Partai Demokrat) tidak boleh dipercayai kekuasaan," tutup Black.