JAKARTA - Ahli epidemiologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Riris Andono Ahmad memprediksi pandemi COVID-19 ke depan akan menjadi wabah flu musiman.
"Pandemi akan berlangsung cukup lama hingga fatalitas penyakit COVID-19 akan menurun dan akan menjadi flu musiman. Hal ini mirip dengan adanya flu Spanish yang sebenarnya sampai saat ini juga masih bersirkulasi," kata Riris dikutip dari laman ugm.ac.id pada Rabu, 21 Juli.
Pemerintah menargetkan adanya kekebalan komunal (herd immunity) dalam program vaksinasi COVID-19 dengan minimal 70 persen warganya sudah divaksin. Riris menganggap, herd immunity akan terbentuk jika target pemberian vaksin masih di dalam durasi imunitas.
Targetnya, herd immunity akan tercapai jika 181,5 juta penduduk divaksinasi. Sayangnya, saat ini vaksinasi COVID-19 baru dilakukan kepada sekitar 42 juta penduduk.
"Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan imunitas alami dari COVID-19 tergolong singkat. Melihat kondisi Indonesia saat ini, cukup sulit untuk mencapai herd immunity terjadi," tuturnya.
BACA JUGA:
Itu sebabnya Riris menganggap herd immunity dari vaksinasi sulit terjadi dan COVID-19 bakal menjadi endemi. Apalagi, khasiat atau efikasi vaksin Sinovac yang paling banyak digunakan masyarakat Indonesia sebesar 65 persen.
"Dengan efikasi Sinovac yang sebesar 65 persen dan target jumlah penduduk yang mendapatkan vaksin adalah 188 juta jiwa, maka jumlah imunitas yang sebenarnya didapatkan adalah sebesar 122,2 juta jiwa. Angka tersebut belum cukup untuk mencapai kondisi herd immunity," ungkap Riris.
Karenanya, ia menegaskan strategi penanganan COVID-19 seperti 3M, 3T, pembatasan mobilitas, hingga vaksinasi harus terus digalakkan.
“Strategi 3M, 3T, mereduksi mobilitas, dan vaksinasi harus terus berlangsung agar angka kasus Covid-19 dapat terkendali. Langkah ini harus selaras dilaksanakan bersama baik dari pihak pemerintah dan masyarakat. Harapannya penularan COVID-19 di Indonesia dapat dikendalikan,” pungkasnya.