JAKARTA - Guguran lava pijar tampak di Gunung Merapi. Kondisi Gunung Merapi masih berstatus siaga.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) lewat akun Instagram mengunggah rekaman video guguran lava pijar Merapi. Video ini direkam pukul 19.00 WIB, Jumat, 16 Juli.
Sementara itu, laporan aktivitas Gunung Merapi per 9-15 Juli, dilaporkan cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari. Sedangkan siang hingga sore hari berkabut.
Pada pekan ini awan panas guguran teramati 1 kali ke arah barat daya dengan jarak luncur 1.100 m. Guguran lava teramati sebanyak 58 kali ke arah tenggara dengan jarak luncur maksimal 1.500 m.
Kemudian 98 kali ke barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 m, 1 kali ke barat dengan jarak luncur 1.000 m, dan 3 kali ke barat laut dengan jarak luncur maksimal 700 m.
“Analisis morfologi dari Stasiun Kamera Tunggularum menunjukkan volume kubah di sektor barat daya sebesar 1.830.000 m3,” demikian keterangan BPPTKG.
Sementara, analisis dari Stasiun Kamera Deles3 menunjukkan volume kubah tengah sebesar 2.796.000 m. Intensitas kegempaan lebih rendah dibandingkan minggu lalu.
Selain itu, deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 8 cm/hari.
BACA JUGA:
BPPTKG menyebut tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di G. Merapi.
“Aktivitas vulkanik G. Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat siaga,” sambung BPPTKG.
“Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor Tenggara–Barat Daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro dan sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak,” imbuh keterangan BPPTKG.