Bagikan:

JAKARTA - Blusukan Presiden Joko Widodo ke permukiman warga saat Pembatasan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dan di tengah lonjakan kasus COVID-19 meninggi dinilai keliru.

"Blusukan di masa PPKM berbahaya," ujar Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, Jumat, 16 Juli.

Menurutnya, aksi blusukan Jokowi tersebut berbahaya lantaran tak mencerminkan imbauan pemerintah untuk tetap tinggal di rumah. 

"Tidak memberi contoh yang baik untuk tetap di rumah," kata Mardani.

Selain itu, kata dia, blusukan tersebut juga menunjukkan cara kerja yang tidak sistematis. Pasalnya, masyarakat belum mendapatkan bantuan sosial secara merata, terlebih PPKM Darurat sudah berjalan satu Minggu.

"Ada banyak yang komplain belum mendapatkan bansos, dan kehadiran negara dalam pandemi ini," sebutnya.

Anggota Komisi II DPR itu mengatakan, niat Presiden yang turun langsung membagikan bantuan itu bisa jadi baik jika sesuai mekanisme kebijakan PPKM Darurat. Kemudian, kata dia, tentu harus melihat situasi penularan pandemi.

"Varian Delta sangat menular. Blusukan bisa menjadi medium penularan," pungkas Mardani.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) blusukan ke permukiman warga di kawasan Sunter Agung, Jakarta Utara (Jakut). Jokowi membagikan sembako dan paket obat untuk pasien COVID-19.

Kunjungan Jokowi itu ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, 15 Juli, Jokowi datang ke Sunter Agung sekitar pukul 20.52 WIB.

Jokowi mengatakan pembagian sembako ini merupakan tahap awal. Menurutnya, ada ratusan ribu ton beras yang akan dibagikan ke warga. Selain itu, Jokowi juga membagikan paket obat kepada warga yang terpapar COVID-19. 

"Malam hari ini saya berada di kampung Sunter Agung, dalam rangka mengawali pemberian sembako kepada masyarakat yang ini nanti akan diberikan menyeluruh yang sudah kita siapkan 200 ribu ton beras yang akan disalurkan nanti dari Bulog," ucap Jokowi.