JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD meminta lembaga lembaga keagamaan dan tokoh agama berperan aktif menangani pandemi COVID-19 bersama pemerintah.
Hal ini disampaikannya saat hadir secara virtual dalam dialog dan silaturahmi bersama ulama dan tokoh agama pada Kamis, 15 Juli kemarin.
"Kita harus terus berusaha sehat, ikut cara nabi, kalau ada wabah, kata nabi yang dari luar jangan masuk, yang di dalam jangan keluar, agar tidak saling menulari," kata Mahfud dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 16 Juli.
Menurutnya, ulama dan tokoh agama punya peranan penting dalam melawan COVID-19. Mereka bisa berkampanye mengenai pandemi yang tengah melanda berbagai negara bukan hanya di Indonesia.
Selain itu, tokoh agama bisa mengkampanyekan kesadaran akan bahaya pandemi COVID-19 kepada masyarakat. Dirinya mengapresiasi sejumlah ulama yang telah melakukan hal ini lewat video pendek kemudian viral di media sosial seperti yang dilakukan Ustadz Das’ad Latief dari Makassar dan Tuan Guru Bajang dari Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Video pendek seperti lalu disebarkan di media sosial sangat efektif untuk memberi pemahaman kepada umat dan masyarakat," ujar eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut.
BACA JUGA:
"Hal-hal seperti itu yang diharapkan dari lembaga-lembaga keagamaan, dari tokoh-tokoh agama agar kita lebih muda menangani pandemi," imbuh Mahfud.
Selain itu, Mahfud meminta masyarakat atau siapapun pihak yang tak percaya COVID-19 untuk tetap menaati protokol kesehatan termasuk tetap di rumah. Dia bahkan mengutip pesan Tuan Guru Bajang dari video berisi kaidah fiqih dalam menghadapi wabah.
"La dharara wala dhirara, jangan membahayakan diri sendiri dan jangan juga membahayakan orang lain," ujarnya menirukan pesan tersebut.
Lebih lanjut, Mahfud kemudian berharap semua pihak mau melangkah cepat sehingga pandemi COVID-19 bisa segera berlalu.
"Mari kita selamatkan bersama, kita ambil langkah-langkah cepat agar wabah cepat berlalu," tegasnya.
Hadir dalam pertemuan yang diinisiasi kantor Kepala Staf Kepresidenan (KSP) ini yaitu Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, MenkoPMK Muhadjir Efendi, Habib Jindan bin Novel bin Salim Jindan, Prof Dr Azyumardi Azra, Kiai Haji Ustadz Das’ad Latif, Gus Muwafiq, dan Nyai Badriyah Fayumi.
Selain itu ini, Kiai Haji Cholil Nafis, Ustadz Yusuf Mansur, Sekretaris PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, Gus Reza Ahmad Zahid, dan Prof Dr Masyitoh Chusnan juga hadir dalam kegiatan ini.
Sementara itu, Guru Besar UIN Jakarta Azyumardi Azra meminta pemerintah memberi tuntunan yang jelas terkait penanganan pendemi kepada ormas keagamaan dan majelis agama. Menurutnya, peran dua organisasi ini penting terutama pada umatnya atau jamaahnya.
Hal serupa juga ditegaskan Sekretaris PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti. Diaa meminta regulasi pemerintah terkait ritual keagamaan seperti Idul Adha harus jelas.
"Jangan sampai ada pernyataan yang disalah tafsirkan. Niat yang jernih dan niat yang tulus dari pemerintah harus sesuai dengan tuntunan agama dan protokol kesehatan, agar tidak ada kesan pemerintah membatasi kebebasan beribadah dan tidak menimbulkan kontroversi di masyarakat," ujar Abdul Mu'ti.