RSUD Kotawaringin Barat Kewalahan, Pasien Melonjak, 45 Tenaga Kesehatan Terpapar COVID-19
ILUSTRASI/UNSPLASH

Bagikan:

PANGKALAN BUN - Direktur Utama RSUD Sultan Imanuddin Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimatan Tengah, dr Fahruddin mengaku mulai kewalahan menangani pasien terkonfirmasi COVID-19. Jumlah kasus baru terus meningkat dan membludak termasuk di antaranya 45 orang tenaga kesehatan setempat.

Ada 45 tenaga kesehatan yang bekerja di RSUD Sultan Imanuddin pun terpapar COVID-19 dan sedang menjalani karantina.

"Mereka (tenaga kesehatan) terpapar bukan karena tidak disiplin protokol kesehatan, tapi kelelahan yang disebabkan pasien COVID-19 terus meningkat," kata Fahruddin dikutip Antara, Jumat, 9 Juli.

Menurut dia, penularan COVID-19 di Kobar sudah sangat mengkhawatirkan. Sebab, sampai saat ini jumlah pasien positif COVID-19 yang menjalani perawatan di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun sudah mencapai 147 orang.

Fahruddin mengatakan akibat membludaknya jumlah pasien COVID-19, membuat ruang isolasi yang disediakan di RSUD, sudah tidak mampu lagi menampung. Alhasil, ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Sultan Imanuddin terpaksa difungsikan untuk menangani pasien COVID-19.

"Kami mendesak pemerintah daerah segera membuka perluasan ruang isolasi, dan menyiapkan sekaligus menambah tenaga kesehatan," sambungnya.

Fahruddin pun mengingatkan masyarakat di Kobar, agar lebih disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan. Sebab, angka kematian pasien COVID-19 di Kobar pun terus bertambah.

"Sampai saat ini, angka kematian pasien COVID-19 di Kobar mencapai 110 orang atau 2,3 persen. Angka itu mendekati angka kematian pasien COVID-19 dunia," ujar Fahruddin.

Sebelumnya, Wakil Bupati Kotawaringin Barat Ahmadi Riansyah mengatakan, apabila kondisi ini dibiarkan dan tidak ada kesadaran dari semua pihak untuk disiplin dan menjalankan protokol kesehatan, bukan tidak mungkin semua tenaga kesehatan yang ada di RSUD SUltan Imanuddin benar-benar terpapar COVID-19.

"Jika tenaga medis semua tumbang, semua terkonfirmasi positif, siapa lagi yang bisa merawat keluarga kita ketika terkonfirmasi positif COVID-19. Tak ada kata lain, kita harus disiplin menjalankan protokol kesehatan," kata Ahmadi.