JAKARTA - Manajemen Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito Yogyakarta memastikan, tidak ada pasien yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut meninggal dunia lantaran tidak tertolong karena persediaan oksigen habis.
Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dr. Rukmono Siswishanto menjelaskan saat oksigen liquid central habis pasien-pasien yang memerlukan bantuan oksigen di RSUP Dr Sardjito tetap tersuplai dengan oksigen tabung.
"Sehingga tidak benar jika (ada pasien) meninggal tanpa dapat bantuan oksigen, tetapi proses meninggalnya karena kondisi klinisnya yang memburuk," kata dia melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, dilansir Antara, Minggu, 4 Juli.
Rukmono mengakui bahwa secara akumulasi tercatat sebanyak 36 pasien meninggal sejak Sabtu, 3 Juli pagi sampai Minggu 4 Juli pagi, sedangkan yang meninggal pascaoksigen central habis pada pukul 20.00 WIB sebanyak 33 pasien di rumah sakit itu.
"Pasien sejumlah itu bukan semata-mata pasien COVID yang harus dengan bantuan oksigen, tetapi terdapat pasien lainnya pula," kata dia.
BACA JUGA:
Rukmono mengatakan bahwa persediaan oksigen sentral di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta mulai mengalami penurunan pada Sabtu, 3 Juli mulai pukul 16.00 WIB sampai kehabisan persediaan oksigen yang diperkirakan pada pukul 18.00 WIB. Namun pada kenyataannya, oksigen central habis pada sekitar pukul 20.00 WIB.
Dalam kondisi tersebut, setelah oksigen liquid central habis, perawatan pasien beralih menggunakan oksigen-oksigen tabung atau oksigen cadangan yang ada termasuk mendapat pinjaman dari RS Akademik UGM dan RSGM/FKG UGM serta Polda DIY.
"Pukul 00.15 WIB bantuan Polda DIY sebanyak 100 tabung (oksigen) datang dan langsung di distribusikan ke bangsal-bangsal perawatan sambil menunggu kedatangan pasokan dari penyedia oksigen," kata dia.
Terkait dengan kelangkaan oksigen, menurut Rukmono, jauh hari pihaknya telah melakukan upaya antisipasi. Salah satunya berkoordinasi dengan pemasok oksigen di antaranya PT. Samator dan PT. Surya Gas untuk mendapatkan pasokan oksigen secara rutin untuk memenuhi kebutuhan dan tambahan bila terjadi eskalasi pasien.
"Bahwa pada hari Sabtu, 3 Juli pagi, di mana oksigen mulai menipis, maka telah dilakukan berbagai koordinasi dan persiapan, termasuk pertemuan lanjutan untuk memastikan kecukupan persediaan oksigen dengan penyedia," ujar dia.
Ia tidak menampik bahwa saat itu kebutuhan oksigen dan jumlah pasien di RSUP Dr Sardjito semakin banyak. Akibatnya, persediaan menipis baik untuk oksigen central berupa Liquit maupun oksigen tabung.
"Bahwa atas situasi tersebut, serta ditambah dengan masuknya pasien secara bersamaan pada Jumat 2 juli 2021 maka kebutuhan oksigen makin meningkat sehingga menyebabkan persediaan
makin menipis," kata dia.
Dengan situasi tersebut, lanjut dia, RSUP Dr Sardjito telah melakukan pengaturan ulang semua penggunaan oksigen yang dipakai pasien, serta mengirimkan surat permohonan dukungan kepada Menkes RI, Dirjen Pelayanan Kesehatan, Gubernur, BPBD, Dinas Kesehatan, Persi dan Dewan Pengawas.
Surat itu pada intinya melaporkan bahwa Direktur RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mendapatkan pasokan oksigen dari penyedia maupun tempat lain, namun sampai pukul 15.00 WIB, rumah sakit masih mengalami kendala.
"Dan pasokan oksigen diperkirakan paling cepat sampai ke RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada hari Minggu tanggal 4 Juli 2021 pukul 12.00 WIB," kata dia.
Ia menuturkan pada Minggu, 4 Juli pukul 03.40 WIB truk oksigen liquid pertama sudah masuk dan mengisi tabung utama, sehingga saat ini oksigen central di RSUP Dr Sardjito sudah berfungsi kembali. Disusul truk kedua pada pukul 04.45 WIB masuk pula mengisi tabung central oksigen.
"Dengan datangnya pengisian ini pelayanan untuk sementara sudah menggunakan oksigen sentral kembali, kami berharap ke depan oksigen ini terus lancar dipasok oleh penyedia oksigen untuk memenuhi perawatan bagi pasien yang membutuhkan oksigen," kata dia.