Bagikan:

TOKYO - Gunung Fuji yang ada di perbatasan Prefektur Shizuoka dan Yamanashi di sebelah barat Tokyo, Jepang akan memberlakukan larangan masuk kepada seluruh pendaki. Semuanya dilakukan untuk mencegah penyebaran coronavirus baru.

Sebelum ada pandemi ini, Gunung Fuji rutin didatangi wisatawan maupun pendaki. Gerombolan pendaki ini biasanya berjalan ke puncak gunung antara 10 Juli hingga 10 September tiap tahunnya.

Prefektur Shizuoka, yang mengelola tiga dari empat rute utama ke puncak tertinggi Jepang, Senin, 18 Mei membuat pengumuman: Tidak membuka jalur apa pun untuk musim pendakian resmi tahun ini. Yamanashi, prefektur Jepang tengah lainnya, telah membuat pengumuman serupa untuk rute keempat ke puncak gunung vulkanik setinggi 3.776 meter. Jalur Yoshida-nya adalah yang paling populer, dengan 60 persen pendaki menggunakannya.

Kondisi ini adalah pertama kalinya sejak 1960.  Keempat rute akan ditutup selama musim pendakian.

"Rute dibuka di musim panas tetapi tahun ini kami akan menutupnya dari 10 Juli hingga 10 September," kata seorang pejabat prefektur Shizuoka kepada AFP seperti dilansir dari Guardian.

"Kami mengambil langkah ini agar tidak menyebarkan virus corona," kata pejabat itu.

Keindahan Gunung Fuji

Gunung ini kelilingi tiga kota; Gotemba di bagian timur, Fuji Yoshida bagian utara dan Fujinomiya di bagian barat daya. Dia juga 'dikepung' oleh lima danau yaitu Danau Kawaguchi, Danau Yamanaka, Danau Sai, Danau Motosu dan Danau Shoji. Gunung Fuji ini diperkirakan ada sekitar 10.000 tahun yang lalu. Hingga kini Gunung Fuji berstatus gunung berapi yang masih aktif tapi dengan kemungkinan letusannya berdaya rendah.

Ilustrasi lockdown (Photo by Dan Burton on Unsplash)