Bagikan:

JAKARTA - Pesawat Quest Kodiak 100 milik maskapai Mission Aviation Fellowship (MAF) jatuh di Danau Sentani, Jayapura beberapa waktu lalu. Akibat insiden itu, pilot pesawat tersebut, Joyce Lin tewas. Namun, belum diketahui apa yang menyebabkan pesawat itu jatuh.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal mengatakan, tim gabungan dari Polri, TNI, dan SAR, masih mencari informasi soal penyebab jatuhnya pesawat tersebut. Tetapi dari pemeriksaan sementara, beberapa saksi melihat ledakan pada pesawat sebelum terjatuh.

"Dari keterangan saksi yang melihat, bahwa sekitar pukul 06.29 WIT pesawat MAF PK-MEC yang saat itu terbang melewati danau meledak di atas ketinggian," ucap Kamal kepada VOI, Rabu, 13 Mei.

Namun, soal penyebab ledakan, Kamal enggan berkomentar banyak. Menurutnya, hal itu masih dalam penyelidikan.

Dia melanjutkan, peristiwa ini bermula ketika Joyce Lin take off atau berangkat dari Bandara Sentani dengan tujuan Distrik Mamid, Kabupaten Tolikara, Selasa, 12 Mei, sekitar pukul 06.27 WIT.

Dua menit berselang, Joyce Lin melapor kepada petugas tower soal kondisi pesawatnya. Dia meminta agar diizinkan untuk melakukan pendaratan darurat.

Namun, ketika petugas membalas laporan itu, tidak ada respon dari Joyce Lin. Hingga akhirnya, beberapa menit berlalu, polisi mendapat laporan soal adanya insiden jatuhnya pesawat.

"Penerbangan itu untuk membawa bahan makanan dan alat kesehatan yang akan didistribusikan," kata Kamal.

Kemudian, polisi berkoordinasi dengan TNI dan SAR Jayapura untuk mengevakuasi korban serta puing-puing pesawat. Sekitar dua jam berlalu, jasad Joyce Lin ditemukan berada di dalam badan pesawat di kedalaman 13 meter. Selanjutnya, jasadnya pun dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara.

Pilot baru

Untuk mengetahui penyebab insiden itu, segala faktor pun menjadi perhatian untuk diselidiki termasuk dari sisi pilot. Berdasarkan data, Joyce Lin masih terbilang baru bekerja di Papua.

Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Silas Papare, Marsma TNI Tri Bowo Budi Santoso mengatakan, Joyce memulai karir penerbangannya di Papua sekitar enam bulan lalu atau tepatnya di akhir tahun 2019.

"Pilot ini tergolong baru di Papua, kita lihat di datanya itu tanggal 28 bulan November 2019 baru disini," kata Tri Bowo.

Joyce merupakan pilot muda Warga Negara Indonesia (WNI) keturunan Amerika dan China. Identitas lengkapnya adalah Joyce Chaisin Lin bertempat tinggal di Jalan Antasena RT 01, RW 10, Dukuh Sidomukti Salatiga, Jawa Tengah.

Melansir maf.org, Joyce Lin bukan hanya seorang pilot. Di tempatnya bekerja, ia juga tercatat sebagai spesialis teknologi informasi (IT).

Pada kariernya sebagai pilot di Mission Aviation Fellowship (MAF), Joyce kerap membantu kehidupan masyarakat yang tinggal di lokasi terpencil dengan mengirimkan bahan makanan dan sebagainya. Selain itu, dalam pesawat yang diterbangkannya tak jarang mengangkut bantuan sumber daya manusia (SDM), seperti guru dan pemuka agama.

Sementara, sebagai spesialis teknologi informasi (IT), Joyce mampu mengatur dan memelihara jaringan komputer yang digunakan para guru atau SDM lainnya untuk berkomunikasi dengan pendukung mereka.

Ketertarikan Joyce di bisa teknologi informasi bermula ketika masih berusia delapan tahun. Kala itu, dia sangat menggemari semua yang berkaitan dengan komputer, terutama pemprograman komputer.

Kemudian, Joyce Lin remaja mengambil keputusan untuk kuliah jurusan ilmu komputer di Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan meraih gelar Sarjana Sains dan Magister Teknik dari MIT.