RSUD Dr Soetomo Surabaya Bantu Tangani Pasien RSUD Bangkalan yang Tutup karena Lonjakan COVID-19
RSUD Bangkalan (ANTARA)f

Bagikan:

SURABAYA - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo Surabaya siap membantu RSUD Syarifah Ambami Rato Embu Bangkalan yang tutup sementara, akibat lonjakan kasus COVID-19 di Bangkalan Madura.

Selain tingginya kasus COVID-19, penutupan dilakukan karena terdapat beberapa tenaga kesehatan yang saat ini ikut terpapar.

"Jadi sama-sama bantu Bangkalan, jangan sampai ada masalah. Kita sudah koordinasi dengan RSUD Bangkalan, alat sudah disampaikan apa yang kurang insyaallah dapat bantuan dari Kemenkes dan obat kita bantukan," kata Direktur Utama RSUD Dr Soetomo, Joni Wahyuhadi, dikonfirmasi, Senin, 7 Juni.

Joni mengaku sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur, dan RSUD Bangkalan untuk ikut membantu penanganan pasien COVID-19. Selain mengirim alat medis, juga mengirim tenaga medis dan lainnya. 

"Lalu manajemen penanganan COVID-19 juga kita kirim, termasuk mobil PCR Dr Soetomo sudah kita kirim ke sana untuk tracing, nanti kita sambil memformulasikan kebijakan yang pas untuk Bangkalan," ujarnya.

Joni menyebut jumlah pasien COVID-19 di Surabaya, khususnya yang ada di RSUD Dr Soetomo sangat rendah. Di RSUD Dr Soetomo saat ini total ada 38 pasien dari 250 kapasitas yang tersedia. 

"ICU kita sekarang terisi lima pasien, ada dua pasien dari Bangkalan yang juga kita rawat di ICU dan beberapa dirawat di ruang lain. Kemudian, mekanisme sudah kita permudah, apabila ada pasien sedang berat dari Bangkalan bisa dirujuk ke Soetomo. Kita sudah punya grup khusus saling komunikasi bantu Bangkalan," katanya.

Selain itu, tim akan mengambil sampel pasien dari Bangkalan untuk dilakukan whole genom sequencing untuk meneliti ada tidaknya varian baru COVID-19.

Sebelumnya, Direktur Utama RSUD Syarifah Ambami Rato Embu, dr Nunuk Kristiani melalui surat resminya Kepada Bupati Bangkalan memohon untuk menutup sementara layanan IGD selama tiga hari terhitung sejak 5-8 Juni.

Penutupan layanan IGD ini dilakukan untuk melindungi tenaga kesehatan yang ada. Sebab, dalam beberapa waktu terakhir terjadi peningkatan kasus COVID-19 yang kemudian juga dialami oleh beberapa tenaga kesehatan.