Bagikan:

JAKARTA – Di mata wartawan dan fotografer senior Arbain Rambey, Wimar Witoelar terbilang sosok yang ikonik. Dia seperti sosok Gus Dur alias Abdurahman Wahid, Akbar Tanjung dan komedian Gepeng. Dipotret dari sisi mana pun orang bisa mengenali siapa dia.

Sebagai fotografer kawakan banyak pengalaman yang telah dilalui Arbain pada sosok almarhum Wimar yang tutup usia pada 19 Mei. “Menurut saya sosok mendiang Wimar Witoelar itu sosok yang ikonik. Maksudnya dia mau difoto dari sudut mana pun orang akan mengenali dia sebagai seorang Wimar Witoelar,” ujar Arbain yang kini sebagai Pemimpin Redaksi Majalah Mata, kepada VOI yang menghubunginya 19 Mei.

Saat ditanya sisi apa yang paling ikonik dari seorang Wimar Witoelar. Menurut pria yang bertahun-tahun berkarya sebagai wartawan yang bertugas di desk olahraga Harian Kompas ini, ada pada rambut kribonya yang khas. Dan satu lagi bentuk fisik wajahnya itu gampang sekali dikenali. “Yang khas ya rambutnya yang kribo dan raut mukanya,” kata adik kandung Rachmat Witoelar mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup pada Kabinet Indonesia Bersatu.

Wimar Wiroelar dan Emha Ainun Najib. (Dok: Arbain Rambey)
Wimar Witoelar dan Emha Ainun Najib. (Dok: Arbain Rambey)

Sosok ikonik seperti mendiang Wimar, masih kata Arbain yang juga sebagai Dosen Fotografi di Universitas Multimedia Nusantara, Serpong, Tangerang Selatan ini,  ada juga pada sosok Gus Dur, Akbar Tanjung dan komedian Gepeng. “Karakternya itu kuat sekali. Saat kita memotret dia bisa dilihat dari sisi mana pun orang akan mudah mengenalinya. Untuk almarhum Wimar Witoelar karakter itu ada pada rambut dan wajahnya yang khas,” urainya.

Sebagai wartawan yang malang-melintang di dunia olahraga, Arbain memang cukup dekat dengan Wimar Witoelar. Terutama saat dia bergabung di PB PELTI (Persatuan Lawn Tenis Indonesia) induk organsiasi tenis lapangan seluruh Indonesia ketika dibawa pimpinan Sarwono Kusumaatmadja 1994-1997.

Saat itu Wimar Witoelar menjabat sebagai Ketua Badan Tim Nasional. Kiprahnya sebagai wartawan membuat ia begitu dekat dengan insan pers yang berkutat dalam bidang olahraga. Dan karena Wimar pula, olahraga tenis mendapat pemberitaan yang lumayan besar di media cetak dan elektronik. Tak heran kalau popularitas tenis meningkat meski belum bisa menandingi cabor  bulutangkis. Diakui atau tidak salah satu peran Wimar ada di situ dalam  mensosialisasikan aktivitas atlet tenis lapangan di berbagai even yang mereka ikuti baik tingkat nasional maupun ienternasional.

 

Kenangan Bersama Wimar Witoelar 

Bagi Arbain Rambey sebagai seorang fotografer dan juga wartawan, ada saat paling berkesan ketika dia mendapat kesempatan untuk melakukan wawancara dan pemotretan khusus pada mendiang Wimar Witoelar di tahun 2008. Dan foto-foto yang ia ambil akan menjadi kenangan yang tak terlupakan.

“Waktu itu saya diterima wawancara dan pemotretan khusus oleh mendiang Wimar Witoelar untuk Harian Kompas. Ya seperti yang saya bilang tadi sosok seperti Wimar Witoelar itu ikonik banget terutama untuk pemotretan portraiture atau Fotografi potret,” katanya.

Wimar Wiroelar. (Dok: Arbain Rambey)
Wimar Witoelar. (Dok: Arbain Rambey)

Mengutip laman Wikipedia, Fotografi atau portraiture adalah fotografi dari seorang tokoh atau sekelompok orang yang menyimpan ekspresi, kepribadian dan perasaan dari subyek tersebut. Seperti jenis potret lainnya, fokus dari fotografi tersebut biasanya wajah orang tersebut, meskipun seluruh bagian tubuh dan latar belakang atau konteks juga dapat dimasukkan.

Selama berinteraksi dengan mendiang, ada banyak pelajaran yang bisa dipetik menurut Arbain Rambey. “Dia itu orangnya lempeng aja. Dia enggak punya ambisi untuk menjadi orang kaya. Ambisinya ya membela kebenaran seperti yang ia yakini,” katanya.

Kalau mengkritik orang, masih kata Arbain, Wimar itu konsisten dan tak sungkan sama sekali. “Kalau sudah mengkritik orang yang lempeng aja orangnya. Dan dia konsisten mengkritik orang,” ungkapnya.

Wimar Wiroelar. (Dok: Arbain Rambey)
Wimar Witoelar. (Dok: Arbain Rambey)

Dalam melakoni hidup, Wimar itu orangnya berusaha sekali untuk tidak menyusahkan orang lain. “Dia juga berusaha berbuat sesuatu menjadi baik dan membanggakan,” katanya.

Dan sebagai narasumber, saat Wimar menjadi juru bicara Presiden Gus Dur, menurut Arbain Rambey, dia termasuk narsum yang gampamg dihubungi. Kapan pun ditelepon asal dia tidak ada kepentingan yang amat tinggi akan angkat telepon. “Kalau sama dia menelepon gampang,” kata Arbain Rambey soal mendiang Wimar Witoelar. Selamat jalan.