JAKARTA - Juru bicara penanganan COVID-19 Achmad Yurianto (Yuri) memaparkan hasil sementara penyebaran virus SARS-CoV-2. Berdasarkan data per 26 April, kasus positif mencapai angka 8.882 orang, mengalami penambahan sebanyak 275 kasus.
Penambahan kasus juga terjadi pada pasien sembuh. Hingga saat ini sekitar 1.107 orang dinyatakan sembuh dari COVID-19, mengalami kenaikan 65 orang. Sedangkan, untuk kasus meninggal mencapai angka 743 orang setelah mengalami penambahan dari jumlah sebelumnya.
"Jumlah kasus positif hari ini bertambah 275 orang, jumlah sembuh bertambah 65 orang, dan jumlah meninggal bertambah 23 orang," ucap Yuri dalam konferensi pers yang disiarkan melalui akun YouTube resmi milik BNPB, Minggu, 26 April.
BACA JUGA:
Yuri menjelaskan, berdasarkan data Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Ditjen P2P Kemenkes) per 23 April 2020 mencatat sebanyak 3.966 orang pasien positf corona merupakan laki-laki atau pria. Sedangkan 2.489 lainnya merupakan kelompok wanita.
"Dilihat dari kelompok umurnya, rata-rata pasien positif COVID – 19 menyasar usia 18 – 65 tahun," imbuhnya.
Sementara bila dilihat dari jumlah pasien yang meninggal, baik perempuan maupun pria dengan rentan umur 18-65 tahun masih terbilang tinggi. Pasien laki-laki yang meninggal pada kelompok ini berjumlah 285 orang, sedangkan perempuan 122.
"Meski begitu jumlah pasien sembuh terbanyak, berasal dari kelompok pria dibandingkan perempuan. Dengan data, pasien berjenis laki-laki sembuh berjumlah 518 orang, sedangkan perempuan 366," lanjutnya.
Yuri menyebutkan, keberhasilan merawat pasien COVID-19 sangat berkaitan dengan upaya membendung penularan. Semakin banyak pasien yang dirawat, pemerintah akan sulit menurunkan angka pasien sakit dan kematian akibat COVID-19.
Di samping itu, Yuri juga meminta, agar masyarakat bisa berperan dalam upaya mencegah penularan COVID-19. Misalnya, dengan cara mau mematuhi imbauan dan anjuran pemerintah dalam mencegah penularan COVID-19.
"Mari lawan COVID-19. Tingkatkan imunitas diri. Sabar, tenang, dan istirahat yang cukup. Kemudian jaga jarak, pakai masker, cuci tangan pakai sabun. Mari bergotong royong dan bersatu melawan COVID-19," ucapnya.
Yuri mengungkap, Presiden Joko Widodo juga meminta masyarakat mengurangi kunjungan ke rumah sakit apabila tidak memiliki kepentingan terkait dengan COVID-19. Menurut dia, masyarakat dapat menggunakan layanan telemedisin dari sejumlah aplikasi yang sudah bekerja sama dengan pemerintah sebagai pengganti konsultasi langsung.
Selain itu, Yuri menuturkan, Jokowi juga meminta supaya pengujian sampel harus dilaksanakan secara masif. Termasuk, pelacakan kasus positif COVID-19 di tengah masyarakat. Menurut dia, Jokowi juga meminta adanya efektifitas komunikasi dalam rangka menyampaikan informasi mengenai virus tersebut.
"Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 terus-menerus memperbaiki sistem terkait pendataan yang terintegrasi yang sejak primer data di rumah sakit demikian seterusnya sampai tingkat pusat," jelasnya.