Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan alasan pihaknya memutakhirkan kekuatan gempa di Kabupaten Nias Barat hari ini dari awalnya magnitudo 7,2 menjadi 6,7.

Dwikorita mengatakan, negara Indonesia, Jepang, Australia, dan India punya kewajiban dan tanggung jawab mengeluarkan peringatan dini tsunami saat terjadi gempa bumi.

"Jepang, Indonesia, Australia, dan India policy-nya adalah kecepatan itu nomor satu, bukan akurasi. Tugas kita adalah memberikan informasi sedini mungkin agar dapat segera dilakukan penyelamatan," kata Dwikorita dalam konferensi pers virtual, Jumat, 14 Mei.

Keempat negara ini dituntut memberikan informasi gempa pada menit ketiga setelah kejadian. Berbeda dengan sistem informasi gempa di United States Geological Survey (USGS) di Amerika Serikat yang mengeluarkan informasi di menit kelima belas dan Jerman di menit kedua puluh yang tidak dituntut memberikan peringatan dini tsunami.

Saat menit ketiga, Diwikorita menyebut data sensor gempa yang diterima belum stabil, sehingga ada kemungkinan perbedaan kekuatan gempa. Namun, karena untuk kepentingan keselamatan, harus dikeluarkan lebih dahulu. 

"Policy kami yang penting adalah skenario terdulu, sehingga kita keluarkan lebih dahulu pada menit ketiga. Kalau kita menunggu stabil menit kelima belas, korbannya sudah terlalu banyak. Apalagi kan ini untuk peringatan dini tsunami," jelas Dwikorita.

"Tsunami bisa datang pada menit sebelumnya. Jadi, tidak ada gunanya istilah peringatan dini tsunami kalau menunggu stabil pada menit kelima belas," lanjutnya.

Sebagai informasi, BMKG melaporkan terjadi gempa dengan kekuatan magnitudo 7,2 yang kemudian dimutakhirkan menjadi magnitudo 6,7 di lepas pantai sebelah barat Kabupaten Nias Barat, Sumatera Utara. Gempa ini tak berpotensi tsunami.

Jenis dan mekanisme gempa bumi tersebut merupakan gempabumi dangkal yang berada di zona outer-rise, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya.

Saat itu, warga setempat merasakan guncangan kuat saat gempa terjadi. Warga panik hingga keluar rumah untuk mengamankan diri. Warga merasakan guncangan kuat selama 4 hingga 5 detik. Hingga saat ini, belum ada laporan kerusakan maupun jatuhnya korban jiwa.

Pusat gempa terletak pada koordinat 0,2 lintang utara (LU) dan 96,69 bujur timur (BT), atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 125 kilometer arah barat daya Kota Lahomi, Kabupaten Nias Barat, Sumatera Utara pada kedalaman 10 kilometer.

Guncangan gempa bumi itu dirasakan di Gunung Sitoli, Kabupaten Nias III-IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah); Banda Aceh III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa seakan akan truk berlalu); Aek Godang, Aceh Tengah II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).