Cara Petugas Medis Membunuh Jenuh Pasien COVID-19 yang Diisolasi
Gambar aktivitas di rumah sakit oleh Sasin Tipchai dari Pixabay

Bagikan:

BANYUWANGI - Tidak ada yang suka diisolasi. Kita semua setuju dengan hal itu. Apalagi diisolasi dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) COVID-19.

Perasaan jenuh, takut, khawatir hingga stres tingkat berat, bisa menimpa para pasien. Situasi yang coba diusir oleh tim kesehatan penanganan COVID-19 di RSUD Blambangan, Banyuwangi.

Kalau boleh jujur, bukan cuma pasien yang perlu mendapat penghiburan. Para petugas medis yang jadi garda terakhir memerangi penyakit ini juga mungkin saja memimpikan hal sama. Tapi keinginan itu mereka dipendam.

Para petugas RSUD Blambangan memilih berinisiatif memberi hiburan kepada para pasien di ruang isolasi. Salah satunya dengan mengajak berkaraoke bersama. 

Seperti dalam video yang sempat viral. Tampak seorang petugas dengan alat pelindung diri (APD) lengkap mengajak para pasien di ruang isolasi untuk bernyanyi dan bergoyang mengikuti irama lagu India yang energik. 

Awalnya memang mereka malu-malu. Namun belakangan para pasien terlihat gembira, dengan ikut bergoyang pelan mengikuti irama musik. Para pasien tetap duduk di tempat tidurnya masing-masing, sedangkan petugas menghampiri satu per satu tempat tidur sambil mengajak bernyanyi layaknya musisi di sebuah konser.

"Karena ingin menghibur pasien yang kejenuhan, petugas menawarkan mereka untuk karaoke. Lalu salah satu pasien mintanya diputarkan lagu India," ucap salah satu dokter dalam tim COVID-19 di RSUD Blambanga, dr Roudhotul Ismailya Noor SpPK (spesialis patologi klinik), seperti kami tulis ulang dari laman resmi Pemkab Banyuwangi, Jumat, 24 April.

"Akhirnya permintaan itu kami kabulkan, lagu India sesuai permintaan pasien kami setel lewat YouTube dari ruang sebelah, dan terjadilah apa yang nampak dalam video," kata dokter yang biasa disapa Emil ini.

Sejumlah pasien PDP yang berada di ruang isolasi RSUD Blambangan tersebut mulai mengalami kejenuhan karena beberapa di antaranya secara klinis sudah sehat dan telah berada di ruang isolasi selama lebih dari sepekan. Bukan cuma itu, ada beberapa di antara pasien yang mengalami tekanan psikologis.

Kata psikolog RSUD Blambangan, Betty Kumala Febriawati, pasien PDP yang diisolasi, selain jenuh mereka rata-rata dilanda kecemasan. Baik cemas dengan kondisi kesehatan tubuhnya hingga cemas dengan stigma masyarakat terhadap mereka.

"Kami memberikan semangat agar mereka tetap optimistis. Kami dorong agar fokus dulu pada kesehatannya agar imunitas tubuh terdongkrak. Untuk masalah stigma tidak perlu dipikirkan dulu, kami yakinkan jika penyakit ini bukanlah aib dan bisa disembuhkan," papar alumnus Magister Profesi Psikologi Universitas Airlangga Surabaya itu.

"Alhamdulillah beberapa pasien yang tadinya terlihat murung, lemas, jadi lebih bersemangat. Yang tadinya hanya tiduran, jadi mau duduk bahkan sampai tertawa gembira selama konseling berlangsung," ucapnya.