Bagikan:

JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) melaporkan rencana strategis untuk pembelian Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) persenjataan ke Komisi I DPR. Dalam rapat kerja tersebut, TNI memaparkan penambahan armada kapal selam hingga 2029 mendatang.

“Kalau tidak salah itu sampai 2029 untuk melengkapi delapan sampai 10 kapal” ujar Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Dave Laksono kepada wartawan, Jumat, 7 Mei.

Dave mengungkapkan, perencanaan jumlah tersebut berdasarkan pertimbangan produksi kapal selam yang memerlukan waktu lama dalam pembuatannya.

“Karena memproduksi satu saja cukup lama dan proses panjang. Target sampai 2029, kalau enggak salah 8 sampai 10 kapal selam harus dimiliki,” jelas politikus Golkar itu.

Kendati demikian, kata Dave, belum dibicarakan lebih jauh terkait anggaran pengadaan kapal selam tersebut. Sebab pembahasan dalam rapat kerja di DPR kemarin lebih fokus pada keadaan alutsista dan tragedi Nanggala 402.

Selama rapat, sambungnya, TNI AL juga banyak memaparkan terkait kondisi alat utama sistem persenjataan. Terutama kapal selam yang jumlahnya saat ini hanya tersisa 4 unit.

“Kapal selam kita ada lima tadinya, satu sudah subsunk, tiga masih docking, yang aktif hanya satu. Ya gitu kondisi kapal-kapal tempur kita, banyak yang tidak beroperasi optimal,” jelas Dave.