Stafsus Milenial Jokowi Perkenalkan Program Percepatan Pembangunan Papua, Namanya 'Baper'
Stafsus Billy Mambrasar dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa. (Foto: Dokumentasi Stafsus Billy Mamrasar via setkab.go.id)

Bagikan:

JAKARTA - Staf Khusus (Stafsus) Presiden Joko Widodo, Billy Mambrasar memperkenalkan program percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat. Program ini dinamakan "Baper" yang merupakan singkatan dari "Bawa Perubahan".

Billy menyebut, program Baper akan digerakkan oleh anak-anak muda Orang Asli Papua (OAP). Hal ini merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2020.

"Komitmen Pak Jokowi untuk memajukan Papua, untuk memajukan orang Papua, tidak berubah. Oleh sebab itu, beliau mengeluarkan Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2020, yaitu tentang Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat, di mana Orang Asli Papua akan menjadi sasaran utama dari program peningkatan kesejahteraan tersebut,” kata Billy dalam keterangannya di laman Sekretariat Kabinet, Jumat, 30 April.

Stafsus milenial ini menjelaskan, program Baper diharapkan akan ikut membantu menyelesaikan permasalahan di Papua dan Papua Barat, khususnya dalam kesejahteraan dan pembangunan orang asli Papua.

Billy menjelaskan, poin pertama program ini adalah menciptakan wirausaha muda Papua melalui pembangunan Papua Youth Creative Hub dan pengelolaan ekosistem pelatihan dan permodalan bisnis oleh Papua Muda Inspirasi (PMI). 

"Program ini akan dipantau langsung oleh Presiden dan diharapkan akan melahirkan 100 wirausahawan muda asli Papua dan Papua Barat dalam sektor UMKM, startup, bahkan industri kreatif," ungkap Billy.

Kedua, menciptakan seratus ribu Petani Milenial yang saat ini sudah dijalankan di sepuluh provinsi, termasuk Papua dan Papua Barat. 

Program dari Kementerian Pertanian ini diharapkan akan menghasilkan 20 ribu petani di dua provinsi paling timur Indonesia, dan 80 ribu petani di delapan provinsi yang lain.

Ketiga, meluncurkan website Manajemen Talenta Papua (MTP) yang berisikan talenta-talenta terbaik anak-anak asli Papua. 

"Mereka akan diberikan pelatihan secara berkelanjutan dan dihubungkan dengan kesempatan kerja di berbagai sektor, baik sektor swasta, maupun pemerintahan," ujarnya.

Keempat, melakukan pembangunan pusat-pusat pembelajaran nonformal untuk memberikan akses pendidikan. Billy berharap, pusat pembelajaran ini dapat diperoleh keahlian untuk dapat bertahan hidup yang disesuaikan dengan konteks lokal di wilayah Papua dan Papua Barat. 

Kelima, meluncur sebuah aplikasi dan website untuk menerima masukan dan saran kebijakan terbaik untuk seluruh komponen masyarakat Papua, khususnya anak-anak muda, bernama "Policy Bootcamp untuk Papua". 

Website ini diharapkan akan dikelola oleh Desk Papua, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasiona/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas), dalam koordinasi langsung dengan Kantor Staf Presiden RI. 

Billy berharap perepatan program ini akan menciptakan ribuan pekerjaan baru bagi anak-anak asli Papua, dan mereka akan menciptakan dampak positif berganda secara ekonomi di Papua dan Papua Barat.

"Dampak positif tersebut di antaranya, menurunnya tingkat pengangguran, berkurangnya angka kemiskinan, dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat Papua dan Papua Barat," pungkasnya.