JAKARTA - Rusia menggempur kota Odesa di Laut Hitam Ukraina dengan salah satu serangan pesawat nirawak (drone) terbesarnya pada Kamis malam.
Serangan melukai tiga remaja dan memicu kebakaran saat presiden Ceko berkunjung.
Serangan itu terjadi saat Amerika Serikat mendorong kesepakatan damai antara Ukraina dan Rusia, dan berharap untuk menyetujui gencatan senjata parsial yang akan menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi oleh kedua belah pihak.
Presiden Ceko Petr Pavel, pendukung vokal Kyiv yang telah memimpin upaya untuk mendapatkan lebih dari satu juta peluru artileri untuk perang Ukraina, berada di kota pelabuhan tersebut untuk berunding dengan pejabat daerah pada saat serangan terjadi.
"Yang penting, selama pertemuan kami, musuh sekali lagi menyerang wilayah Odesa secara besar-besaran," kata Gubernur Oleh Kiper di aplikasi perpesanan Telegram dilansir Reuters, Jumat, 21 Maret.
Drone jarak jauh itu menerjang kota dalam beberapa gelombang, merusak infrastruktur, rumah tinggal, dan bangunan komersial, serta menyebabkan banyak kebakaran.

Oleksandr Kovalenko, seorang analis militer, mengatakan kepada Reuters, Rusia menggunakan taktik baru untuk serangan itu, dengan menurunkan drone dari ketinggian yang lebih tinggi dari biasanya dan dengan kecepatan tinggi untuk mempersulit pertahanan udara Ukraina.
Ia mengatakan serangan drone itu menjadi salah satu serangan "paling besar" di Odesa sejak Rusia menginvasi pada Februari 2022.
“Itu adalah intimidasi. Teror terhadap penduduk sipil,” kata Kovalenko.
Baik Rusia maupun Ukraina sepakat selama pembicaraan terpisah dengan pejabat AS, mereka siap untuk moratorium serangan terhadap infrastruktur energi. Sementara Moskow menolak gencatan senjata 30 hari yang lebih komprehensif.
Delegasi Ukraina, AS, dan Rusia akan bertemu di Arab Saudi secara terpisah pada hari Senin untuk membahas rinciannya, kata para pejabat.
BACA JUGA:
Rusia meluncurkan total 214 drone ke Ukraina semalam, kata angkatan udara.
Angkatan udara tidak menyebutkan secara spesifik berapa banyak pesawat nirawak yang menargetkan Odesa.
Militer Ukraina menembak jatuh 114 pesawat nirawak dan 81 pesawat nirawak lainnya "hilang", istilah untuk drone yang diredam menggunakan pertahanan perang elektronik.
Ukraina menggunakan drone untuk terus menyerang target di Rusia, menghantam infrastruktur minyak dan pangkalan pembom strategis dalam beberapa hari terakhir.