JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengapresiasi niatan Presiden Prabowo Subianto memenjarakan koruptor di pulau terpencil. Cara ini bisa jadi gagasan untuk memberantas korupsi dengan memberikan efek jera.
"Apa yang disampaikan oleh Presiden Prabowo dalam hal ini, secara semangat, bahwa beliau serius dalam pemberantasan korupsi. Itu dulu," kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika kepada wartawan di gedung Merah Putih KPK, Kuningan Persada, Jakarta Selatan yang dikutip Rabu, 19 Maret.
Meski begitu, komisi antirasuah menilai keinginan Prabowo itu perlu dikaji lebih dulu. Langkah ini bisa dilakukan dengan menggandeng ahli maupun akademisi.
"Ini butuh kolaborasi lebih lanjut," tegas Tessa.
"Saya pikir apa yang disampaikan beliau ini kami sambut dengan baik tinggal pelaksanaannya seperti apa, kita tunggu saja," sambung juru bicara berlatar belakang penyidik tersebut.
Adapun Prabowo menyampaikan keinginannya itu saat mengumumkan perubahan kebijakan penyaluran tunjangan guru ASN daerah di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, Kamis, 13 Maret itu. Dia ingin membangun penjara di pulau terpencil bagi koruptor sebagai upaya mencegah korupsi.
BACA JUGA:
"Saya nanti juga akan sisihkan dana untuk bikin penjara yang sangat kokoh, di tempat terpencil, supaya mereka gak bisa keluar malam hari. Kita cari pulau jadi kalau mereka mau keluar biar ketemu hiu," kata Prabowo saat itu.
Menurut Prabowo korupsi hanya membawa kehancuran bagi satu negara. "Saya tidak akan mundur menghadapi koruptor, mereka harus mengerti saya ini siap mati untuk bangsa dan rakyat, saya tidak takut mafia manapun," tutur mantan Menteri Pertahanan (Menhan) tersebut.