Bagikan:

JAKARTA - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati menyebut Pemprov DKI kembali melakukan pelepasan nyamuk aedes aegypti mengandung bakteri wolbachia.

Penebaran nyamuk wolbachia masih difokuskan di akarta Barat, utamanya Kecamatan Kembangan. Sebab, kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah tersebut masih tinggi.

"Wolbachia sekarang sudah dapat 2 kelurahan, akan diperluas ke kelurahan yang ketiga, di Kecamatan Kembangan. Yang sudah itu di Kembangan Utara dan Meruya Utara," kata Ani kepada wartawan, Kamis, 13 Maret.

Sejak awal Januari hingga 9 Maret 2025, Dinkes DKI mencatat kasus DBD mencapai 1.416 pasien. wilayah dengan kasus DBD paling banyak berada di Jakarta Barat, dengan 418 kasus sejak awal tahun 2025.

Angka ini tak lebih banyak dari tahun 2024 di periode yang sama, di mana DBD mencapai 1.729 kasus.

"Kemarin naik tinggi karena 2024 siklus lima tahunan. Jadi, puncaknya sama-sama di April. Tapi kalau dulu tinggi, sekarang masih terkendali," jelas Ani.

Meski demikian, Ani menegaskan masyarakat masih perlu mewaspadai penularan DBD.

"Selain di pemukiman, di perkantoran, di institusi, di sekolah-sekolah, di tempat-tempat umum, di tempat-tempat olahraga itu justru yang kadang-kadang mungkin justru ada jentiknya," ungkap Ani.

Pendistribusian ember berisi telur nyamuk berwolbachia beserta pakan ke rumah-rumah para orang tua asuh (OTA) nyamuk dimulai sejak 8 Oktober 2024.

Setiap dua minggu, Dinas Kesehatan melakukan proses layanan ember meliputi pengisian ulang air, telur nyamuk dan pakan guna memastikan program berjalan optimal dan sesuai dengan harapan.

Kecamatan Kembangan dipilih sebagai lokasi pertama pelepasan nyamuk berwolbachia di Jakarta karena memiliki angka kasus DBD tertinggi pada 2023 dengan tingkat insiden (incidence rate/IR yakni jumlah kasus DBD dibagi jumlah penduduk dalam waktu yang sama dikalikan 100.000 penduduk ) sebesar 54,1 per 100.000 penduduk.