JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung merespons cibiran dari sejumlah pihak soal kegiatan memantau banjir dari udara menggunakan helikopter beberapa waktu lalu.
Sebagian orang menilai Pramono tak sepatutnya menggunakan helikopter saat meninjau banjir. Mereka pun membandingkan dengan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang datang langsung ke lokasi terdampak banjir untuk menemui warga.
Pramono mengaku menerima kritikan yang dilontarkan padanya. Namun, ia juga menegaskan bahwa kegiatan pantau banjir dengan helikopter bukan atas kemauannya sendiri.
"Kritik itu merupakan obat yang sangat menyehatkan. Saya dikritik apa saja terima kasih, matur nuwun. Dan saya naik heli bukan permintaan saya. Ada yang menawarin," kata Pramono di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin, 10 Maret.
Lagipula, dalam peninjauannya itu, Pramono juga ingin memetakan daerah-daerah terdampak banjir yang memiliki urgensi sebagai lokasi kelanjutan normalisasi Sungai Ciliwung.
"Sehingga dengan demikian memang kenapa kemudian dilihat dari atas karena pengen naturalisasi, sodetan di mana-mana itu bisa dilakukan. Jadi sekali lagi naik heli bukan untuk gagah-gagahan," jelas Pramono.
Pada Kamis, 6 Maret lalu, Pramono Anung memantau situasi banjir terkini lewat udara menggunakan helikopter milik Korps Kepolisian Perairan dan Udara (Polairud) Baharkam Polri.
Dari udara, Pramono mengecek kondisi permukiman yang sebelumnya terdampak banjir parah. Dipantau juga sungai-sungai dan saluran air yang sebelumnya meluap akibat curah hujan ekstrem di Jabodetabek.
"Kalau dilihat dari atas tadi, kehidupan Jakarta sudah mulai normal kembali," kata Pramono di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta Selatan.
BACA JUGA:
Pramono turut memantau kondisi pintu air di Jakarta. Salah satunya, Pintu Air Manggarai dengan tinggi muka air mencapai 600 sentimeter dengan status siaga 4 atau normal. Sebelumnya, saat banjir memuncak, Pintu Air Manggarai mencapai 850 sentimeter atau siaga 2.
Dari kondisi ini, Pramono menekankan Pemprov DKI akan mempercepat proses pembebasan lahan permukiman di bantaran kali untuk pembangunan normalisasi Ciliwung, utamanya pada wilayah Cawang, Bidara Cina, dan Pengadegan.
"Karena itulah yang kemudian kemarin memberikan dampak banjir yang luar biasa ketika di atas intensitas atau pun curah hujannya tinggi, dan itu akan kita tangani," kata Pramono.