JAKARTA - R.A. Kartini ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 2 Mei 1964. Meski begitu, perempuan kelahiran Jepara ini telah sering dibicarakan sejak bertahun-tahun sebelumnya.
Kisahnya bermula sejak Kongres Wanita Indonesia pada 22 Desember 1929. Dalam acara tersebut, salah satu yang hadir adalah pemuda bernama Wage Rudolf Supratman (W.R. Supratman).
Forum tersebut membicarakan perempuan Jawa bernama Raden Ajeng (R.A.) Kartini yang disebut sebagai orang yang hebat. Dalam masa hidupnya yang hanya 25 tahun, karya tulis surat menyurat Kartini berhasil menggugah cendekiawan Belanda bernama Mr. Jacques Henri Abendanon.
Abendanon merupakan sarjana hukum yang sempat jadi Direktur Kementerian Pengajaran dan Kerajinan di Hindia Belanda. Ia juga menyusun buku berujudul Door Duisternis tot Licht pada 1911 dari surat-surat R.A. Kartini.
Ketika itu Supratman ingin tahu lebih jauh mengenai Kartini. Ia kemudian mempelajari buku karya Abendanon.
Dalam lagu yang ia buat, Supratman tampak begitu kagum dan meninggikan sosok Kartini. Ia menilai R.A. Kartini sebagai orang yang memiliki peran sangat penting bagi semua perempuan di bangsanya.
Lirik lagu Ibu Kita Kartini
Untuk mengawali pembahasan, mari kita ingat-ingat lagi seperti apa lirik lagu Ibu Kita Kartini dan bagaimana lagu ini dinyanyikan.
Ibu kita Kartini
Putri sejati
Putri Indonesia
Harum namanya
Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendekar kaumnya
Untuk merdeka
Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia
Ibu kita Kartini
Putri jauhari
Putri yang berjasa
Se Indonesia
Ibu kita Kartini
Putri yang suci
Putri yang merdeka
Cita-citanya
Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia
Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendeka kaum ibu
Se-Indonesia
Ibu kita Kartini
Penyuluh budi
Penyuluh bangsanya
Karena cintanya
Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia