JAKARTA - Badan untuk pengungsi Palestina (UNRWA) yang ada di Gaza diminta untuk angkat kaki sebelum tanggal 30 Januari dari Yerusalem. Israel menuding 13.000 karyawan UNRWA terlibat dalam serangan mematikan pada 7 Oktober 2023 oleh Hamas.
Demikian hal ini dikatakan Duta Besar Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Danny Danon pada hari Jumat (24/1).
Danon mengatakan dalam surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres meminta UNRWA menghentikan operasinya di Israel dan Yerusalem Timur, wilayah yang dianeksasi Israel setelah Perang Enam Hari 1967.
"UNRWA harus menghentikan operasinya di Yerusalem dan mengevakuasi semua kantornya di kota tersebut paling lambat 30 Januari 2025."
BACA JUGA:
Israel menuding UNRWA sebagai tulang punggung operasi kemanusiaan bagi warga Palestina. "UNRWA menyediakan bantuan bagi sekitar enam juta pengungsi Palestina di Gaza, Tepi Barat yang diduduki, Lebanon, Yordania, dan Suriah".
Meskipun Yerusalem Timur telah lama menjadi pusat administratif bagi badan tersebut, UNRWA juga mengelola sekolah dan klinik kesehatan di wilayah tersebut.
Tak hanya itu, Israel juga telah mengesahkan undang-undang yang melarang kontak antara pejabat Israel dan UNRWA, meskipun parlemen Israel secara teknis belum melarang badan tersebut beroperasi di Gaza atau Tepi Barat.
Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, memperingatkan bahwa upaya untuk menghentikan operasi badan tersebut "dapat menggagalkan gencatan senjata Gaza, kembali menghancurkan harapan orang-orang yang telah menderita tanpa batas."
"Pekerjaan UNRWA harus tetap dilanjutkan di Gaza dan di seluruh wilayah Palestina yang diduduki," ujarnya di platform media sosial X pada Jumat malam.