Bagikan:

JAKARTA - Duta Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa Bangsa pada Hari Kamis menegur kepala badan anak-anak PBB, UNICEF, karena tidak memberikan "argumen yang kuat atas penolakannya" untuk memberi pengarahan kepada Dewan Keamanan tentang anak-anak di Gaza dalam pertemuan yang diminta oleh Rusia.

Duta Besar Vassily Nebenzia mengatakan, Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell yang berasal dari Amerika Serikat, telah memberi pengarahan kepada dewan yang beranggotakan 15 negara itu tentang anak-anak di Ukraina "dengan segera" pada Bulan Desember, selama masa kepresidenan AS di dewan tersebut.

"Jadi tampaknya bagi UNICEF anak-anak di Gaza kurang penting daripada anak-anak di Ukraina," kata Dubes Nebenzia, melansir Reuters 24 Januari.

Rusia menginvasi negara tetangga Ukraina pada Bulan Februari 2022 dan telah berperang sejak saat itu.

Sementara, perang terbaru di Jalur Gaza antara Israel dan militan Palestina Hamas dimulai pada bulan Oktober 2023 dan gencatan senjata mulai berlaku pada Hari Minggu lalu.

vasily nebenzia
Dubes Rusia untuk PBB Vasily Nebenzia. (Twitter/@RussiaUN)

"Penolakan kepala UNICEF untuk memberi pengarahan kepada Dewan Keamanan tentang tragedi mengerikan yang terkait dengan kematian puluhan ribu anak di Gaza merupakan langkah yang mencolok, yang pantas mendapatkan kecaman paling serius dari kami," kata Dubes Nebenzia kepada dewan.

Russell sendiri tengah menghadiri Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss dengan fokus pada penanganan krisis kemanusiaan dan tidak dapat menyesuaikan jadwalnya untuk memberi pengarahan kepada Dewan Keamanan, kata seorang juru bicara UNICEF.

"Russell telah menawarkan Direktur Keadaan Darurat untuk menyampaikan pernyataannya atas namanya," kata juru bicara UNICEF.

"Direktur Eksekutif UNICEF telah memberi pengarahan kepada Dewan Keamanan beberapa kali tentang situasi anak-anak di Gaza dan menghargai fokus dewan pada anak-anak yang terkena dampak perang," jelas juru bicara itu.

direktur eksekutif unicef
Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell. (Wikimedia Commons/UNICEF Ukraine)

Dewan Keamanan PBB diketahui telah bertemu puluhan kali untuk membahas perang di Gaza. Di sisi lain, militer Israel, militan Hamas, Jihad Islam dan militer Rusia, semuanya masuk dalam daftar pelanggar global PBB karena membunuh dan melukai anak-anak.

Selain itu, Dubes Nebenzia pada Hari Kamis juga menuduh Washington bertanggung jawab atas kematian anak-anak di Gaza setelah AS menggunakan hak veto dewannya untuk melindungi Israel selama perang.

Ia juga mengatakan Negeri Paman Sam mengabaikan seruan Rusia untuk mengadakan pertemuan mengenai anak-anak Gaza pada Bulan Desember.

Sebagai tanggapan, Penjabat Duta Besar AS Dorothy Shea menolak tuduhan Dubes Nebenzia.

"Gagasan Amerika Serikat bertanggung jawab atas penderitaan yang mengerikan di sana sama sekali tidak dapat kami terima dan kami menolaknya sepenuhnya," jelasnya kepada dewan.

Sedangkan kepala bantuan PBB Tom Fletcher dalam pengarahan kepada Dewan Kemanan melalui tautan video dari Stockholm mengatakan secara blak-blakan penilaian 15 bulan perang di Gaza, "Anak-anak telah terbunuh, kelaparan dan mati beku."

"Mereka telah cacat, menjadi yatim piatu, terpisah dari keluarga mereka. Perkiraan konservatif menunjukkan bahwa lebih dari 17.000 anak-anak kehilangan keluarga mereka di Gaza," katanya.

"Satu generasi telah mengalami trauma," tandasnya.