Bagikan:

JAKARTA - Ajang bergengsi Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024 kembali mencuri perhatian. Tahun ini, jumlah karya yang masuk mencapai 519, naik signifikan dibandingkan tahun 2023 yang hanya mencatatkan 406 peserta. Lonjakan ini menandakan gairah yang terus membara di kalangan wartawan Indonesia.

Ketua Panitia Adinegoro 2024, Artini Suparmo, mengapresiasi kualitas karya yang masuk. "Kami terkesan dengan keberagaman dan standar tinggi yang ditunjukkan para peserta. Penjurian akan sangat ketat karena kreativitas mereka luar biasa," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kamis, 16 Januari.

Tren Jurnalisme: Dari Tradisional ke Digital

Edhy Aruman, anggota panitia Anugerah Jurnalistik Adinegoro, mengungkapkan data pendaftar dari 2020 hingga 2024 menunjukkan dinamika yang menarik. Pada 2020, tercatat 823 karya masuk. Namun, jumlah tersebut menurun tajam hingga hanya 406 karya pada 2023 sebelum kembali naik di 2024. Penurunan ini, menurut Edhy, dipengaruhi pandemi COVID-19 dan perubahan pola konsumsi media.

Kategori media tradisional seperti 'Cetak' dan 'TV' menunjukkan penurunan signifikan, sementara kategori 'Siber' dan 'Video Sosmed' justru meningkat. "Ini menegaskan pergeseran preferensi audiens ke platform digital. Industri jurnalisme harus segera beradaptasi untuk tetap relevan," tambahnya.

Kualitas: Investigasi, Tema, dan Kreativitas

Tiga aspek utama menonjol dalam karya peserta tahun ini: investigasi, kesesuaian tema, dan kreativitas. Artikel investigatif peserta dinilai mampu mengungkap fakta mendalam dengan data tepercaya. Namun, Edhy merekomendasikan penggunaan elemen visual seperti infografis atau video untuk memperjelas informasi.

Kesesuaian tema menjadi kekuatan lain. Sebagian besar karya mampu menjaga relevansi dengan isu-isu aktual. Namun, fokus pada topik yang lebih dekat dengan perhatian publik diharapkan dapat meningkatkan daya tarik pembaca.

Dari sisi kreativitas, peserta berhasil memadukan kedalaman informasi dengan gaya penulisan yang menarik. "Menggunakan narasi personal atau mengintegrasikan infografis bisa membuat karya lebih hidup dan mudah dipahami," kata Edhy.

Adaptasi di Tengah Perubahan

Lonjakan partisipasi tahun ini menjadi cerminan bagaimana wartawan Indonesia beradaptasi di tengah tantangan. Industri jurnalisme dituntut lebih inovatif menghadapi lanskap media yang terus berubah. Dengan rekomendasi dan inovasi yang tepat, kualitas jurnalistik tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan informasi publik, tetapi juga menjaga relevansi di era digital.