Bagikan:

JAKARTA – Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Meutya Hafid, mengaku tidak mengetahui bahwa salah satu staf khusus yang baru dilantiknya, Rudi Sutanto, adalah pegiat media sosial Rudi Valinka, yang dikenal dengan akun Twitter (kini X) @kurawa.  

Pada Senin 13 Januari, Meutya Hafid melantik lima direktur jenderal serta sejumlah staf ahli dan staf khusus di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Digital.

Salah satu yang dilantik adalah Rudi Sutanto sebagai Staf Khusus Menteri Bidang Strategis Komunikasi, bersama Aida Rezalina dan Raline Rahmat Shah.  

"Saya tidak tahu ya. Rudi Sutanto yang saya kenal ya Rudi Sutanto. Jadi, saya tidak ingin berspekulasi mengenai siapa Rudi Sutanto," ujar Meutya, dikutip dari ANTARA.  

Meutya menjelaskan bahwa berdasarkan riwayat hidup (CV) yang diterima, Rudi Sutanto memiliki latar belakang dan keahlian di bidang strategi komunikasi.

Ia menyebut pelantikan Rudi Sutanto diharapkan dapat memperkuat Kementerian Komdigi, yang tidak hanya berfokus pada sektor digital, tetapi juga pada aspek komunikasi strategis.  

"Dari CV yang kami terima, beliau memang ahli strategi komunikasi. Kehadirannya di kementerian ini akan mewarnai bidang komunikasi yang menjadi bagian penting selain digital," kata Meutya.  

Rudi Valinka, yang dikenal lewat akun X @kurawa, adalah penulis buku A Man Called #Ahok dan sering menjadi perbincangan di media sosial. Jejak digitalnya, termasuk cuitan-cuitan kontroversial, kini menjadi sorotan publik setelah pelantikannya.  

Saat dimintai tanggapan terkait dugaan bahwa Rudi Sutanto adalah Rudi Valinka, Meutya mengaku tidak mengikuti aktivitas media sosial tersebut.  

"Saya tidak tahu. Saya juga tidak terlalu main Twitter (X). Jadi, saya tidak bisa memberikan komentar lebih jauh," ujar Meutya sembari meninggalkan lokasi menuju mobilnya.  

Pelantikan Rudi Sutanto memicu diskusi di kalangan warganet, terutama terkait latar belakangnya sebagai pegiat media sosial. Banyak yang mempertanyakan relevansi pengangkatan ini dengan tugas strategis di Kementerian Komdigi.  

Pelantikan ini menjadi sorotan publik dan membuka diskusi mengenai transparansi dan proses seleksi pejabat di lingkungan pemerintahan.