Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi X DPR dari Fraksi PKB Habib Syarief Muhammad Alaydrus merespon wacana libur sekolah satu bulan penuh selama Ramadan.

Dia meminta Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) duduk bersama membahas rencana tersebut.

Habib Syarief mendukung rencana libur selama Ramadan sebulan penuh jika bertujuan memberikan kesempatan bagi para siswa untuk menjalankan ibadah dengan optimal. Sehingga dapat meningkatan sisi spritualitas mereka. 

"Tujuan libur selama Ramadan sangat baik. Para siswa kita bisa fokus ibadah dan belajar agama. Kami mendukung rencana itu," ujar Habib Syarief, Jumat, 3 Januari. 

Menurutnya, rencana libur selama Ramadan harus dimatangkan, karena tinggal dua bulan lagi.

Karena itu, dia meminta Kemenag dan Kemendikdasmen duduk bersama membahas rencana tersebut agar program bisa terlaksana dengan baik. Sebab sampai saat ini, kata Habib Syarief, belum ada format yang jelas dan detail terkait libur selama Ramadan. 

"Masih banyak pertanyaan yang muncul. Apakah semua kegiatan sekolah diliburkan, sehingga tidak ada kegiatan sama sekali selama Ramadan? Atau meliburkan pembelajaran formal dan diganti dengan pembelajaran keagamaan?," katanya. 

"Jika anak-anak fokus belajar agama dan beribadah, seperti apa formatnya? Apakah sekolah masing-masing yang mengadakan kegiatan Ramadan atau diserahkan kepada orang tua secara penuh? Pertanyaan-pertanyaan itu yang harus dijawab, sehingga sekolah dan orang tua siswa tidak bingung dan bertanya-tanya lagi," sambung Habib Syarief.

Pasalnya, menurut Habib  Syarif, jika kegiatan selama Ramadan diserahkan penuh kepada orang tua, maka meraka akan kesulitan mengaturnya. Apalagi jika kedua orang tua sama-sama bekerja. Bahkan, walaupun salah satu orang tua tidak bekerja, mereka diyakini tetap akan kesulitan.

"Kalau anak-anak mengisi liburan Ramadan hanya di rumah, maka mereka akan cepat bosan. Orang tua pun akan kesulitan mengatur kebosanan anak selama Ramadan. Dikhawatirkan anak-anak akan semakin sering bermain handphone di rumah," katanya. 

Syarif menyebut, kecanduan gadget sudah menjadi masalah serius di kalangan anak-anak. "Gawai ini menjadi candu bagi anak-anak. Banyak anak-anak yang tidak bisa lepas dari adiksi terhadap penggunaan gawai ini Ramadan seharusnya bisa digunakan untuk menjauhkan anak-anak dari pengaruh gadget," paparnya.

Karena itu, Habib Syarief meminta Kemenag dan Kemendikdasmen mengadakan rapat bersama dalam menyusun formula program Ramadan atau pesantren kilat.

Misalnya, setiap sekolah harus mengadakan kegiatan Ramadan bekerja sama dengan masjid setempat untuk menggelar acara keagamaan.

"Ini harus segera dirumuskan, sehingga sekolah dan madrasah bisa bersiap menyambut Ramadan dan menyusun kegiatan yang akan dilaksanakan," pungkas dia.