JAKARTA - Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur menyatakan, sembilan korban gas beracun dari Sumur Alue Siwah (AS) 11 milik PT Medco EP Malaka masih dirawat di rumah sakit.
"Masih ada sembilan korban dalam perawatan di sejumlah ruangan di Rumah Sakit Umum Daerah Zubir Mahmud, Aceh Timur," kata Kepala Dinas Kesehatan Aceh Timur Sahminan di Idi dilansir dari Antara, Kamis, 15 April.
Awalnya jumlah korban gas beracun yang dirawat di rumah sakit berjumlah 20 orang. Namun, 11 di antaranya sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya membaik. Semua korban merupakan warga Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur.
Sahminan mengatakan para korban gas beracun tersebut dirawat di sejumlah ruang di RSHD Zubir Mahmud, antara lain di Ruang Penyakit Dalam Pria (RPDP), Ruang Penyakit Dalam Wanita (RPDW), Ruang Perawatan Anak (RPA) dan Ruang ICU.
“Rata-rata korban atau pasien gas beracun tersebut mengeluh nyeri di bagian perut, mual, muntah, batuk, demam dan susah bernapas. Namun, kini kondisi mereka berangsur baik,” kata Sahminan.
BACA JUGA:
Sahminan menyebutkan pasien yang sudah dipulangkan kini diinapkan di sebuah hotel di Idi, termasuk seorang pasien yang sebelumnya sempat dirujuk ke RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh dan pasien yang dirawat di RSU Graha Bunda Idi.
“Pasien yang sudah diperbolehkan pulang, namun diinapkan sementara di hotel Idi tujuannya untuk memudahkan pemantauan perkembangan kesehatan mereka,” kata Sahminan.
Sahminan menyebutkan pasien yang masih dalam perawatan itu antara lain Muhammad (19), Saiful Bahri (43), Hajidan, (33), Muhammad Nur (31), Mariana, (35), Sakdiah (60), Lulu Hafifah berusia 5 tahun dan Chalisa berusia 10 tahun.
Sebelumnya, puluhan warga di Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur, tumbang akibat terhirup gas beracun yang berasal dari kegiatan pembakaran gas Sumur AS-11 PT Medco EP Malaka, Jumat, 9 April pagi.
Sebanyak 20 warga yang menjadi korban gas beracun itu dirawat di sejumlah sakit baik di Rumah Sakit Aceh Timur maupun Banda Aceh. Sementara 302 warga di desa itu terpaksa mengungsi ke Kantor Camat Banda Alam danDesa Panton Rayeuk M, untuk menghindari keracunan gas.