JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Diana Kusumastuti, menargetkan penanganan tanggap darurat di Sukabumi, Jawa Barat, dapat diselesaikan dalam waktu dua pekan.
"Sementara ini, penanganan darurat diperkirakan selesai dalam dua minggu. Namun, untuk perbaikan permanen, tentu akan memerlukan waktu lebih lama karena harus ada perencanaan, gambar teknis, lelang, dan sebagainya. Tapi, untuk sementara ini, semua masalah terkait jalan, sungai, air minum, dan sanitasi sudah ditangani," ujar Wamen PU Diana dalam keterangannya yang dikutip ANTARA, Minggu, 8 Desember 2024.
Diana menyampaikan bahwa mobilisasi alat berat sudah dilakukan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) DKI Jakarta-Jawa Barat Kementerian PU, dengan mengerahkan 15 alat berat di titik-titik penanganan.
Alat berat tersebut terdiri dari wheel loader (1 unit), excavator (4 unit), dump truck (3 unit), pick-up (1 unit), mini excavator (2 unit), backhoe loader (2 unit), dan self loader (2 unit), serta melibatkan sekitar 35 orang tenaga padat karya yang bekerja di sepanjang 92 km lokasi terdampak.
"Untuk penanganan permanen, kami sudah melakukan perhitungan. Saat ini, fokus kami adalah penanganan darurat terlebih dahulu, seperti membuka akses untuk distribusi logistik, termasuk BBM. Kami juga mengimbau pengguna jalan yang sudah dapat digunakan untuk berhati-hati, karena jalan masih licin pascahujan," tambah Diana.
Selain penanganan jalan dan sungai, Diana menekankan pentingnya pemenuhan kebutuhan air minum dan sanitasi bagi warga yang terdampak. Satuan Tugas Tanggap Darurat Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Barat, Ditjen Cipta Karya Kementerian PU, telah melakukan penilaian kebutuhan sarana dan prasarana (sarpras) sejak 4 Desember 2024.
Beberapa sarpras yang telah disediakan antara lain 3 unit toilet portable, 2 unit hidran umum kapasitas 2.000 liter, 1 unit biority septic tank kapasitas 1.000 liter, dan 2 unit tenda ukuran 4x3,25 meter serta 2 unit tenda 6x12 meter.
Selain itu, 100 batang pipa PVC ukuran 8 inci sepanjang 504 meter telah dikirimkan untuk memperbaiki jaringan distribusi air yang terputus akibat bencana dan tidak beroperasi selama 3 hari.
Diana juga mengungkapkan bahwa Sungai Cipalabuhan mengalami pendangkalan yang berpotensi menyebabkan banjir. Oleh karena itu, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PU telah melakukan pengerukan sedimen.
"Jika tidak dikeruk, saat hujan deras, bisa terjadi banjir lagi. Mengingat prediksi cuaca yang intens, kami harus mengantisipasi agar sungai tidak meluap," kata Diana.
Saat ini, BBWS Citarum telah mengerahkan 1 unit excavator dan dump truck untuk pengerukan sedimen di Sungai Cipalabuhan sepanjang 200 meter, serta pemasangan geobag di tebing kritis sepanjang 100 meter untuk mencegah luapan sungai.
BACA JUGA:
Selain itu, 1 unit mini excavator dan pompa alkon telah dikerahkan untuk membersihkan Puskesmas di Pelabuhan Ratu dan mengembalikan aliran Sungai Ciracas, anak Sungai Cipalabuhan.
Pemerintah provinsi dan kabupaten akan segera melanjutkan penanganan darurat pada sungai-sungai lainnya setelah akses jalan dapat dilalui.