Bagikan:

JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah belum melaporkan kekayaannya.

Pernyataan ini didasari data yang dihimpun Direktorat Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK per 3 Desember.

"Yang bersangkutan (Miftah Maulana Habiburrahman, red) belum lapor," kata Tim Juru Bicara KPK Budi Prasetyo kepada wartawan dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 4 Desember.

Budi juga mengatakan ada delapan orang lain yang menjabat sebagai Utusan Khusus, Penasehat Khusus, dan Staf Khusus Presiden belum menyampaikan laporan hartanya ke KPK.

"Dari 15 Utusan Khusus/Penasehat Khusus/Staf Khusus tercatat enam sudah melaporkan LHKPN-nya dan sembilan lainnya belum lapor," ungkapnya.

"KPK menyampaikan apresiasi kepada para wajib lapor yang sudah patuh menyampaikan LHKPN-nya, dan mengimbau bagi yang belum menyampaikan agar segera melaporkan sampai dengan tiga bulan sejak tanggal pelantikan,” sambung Budi.

Lebih lanjut, komisi antirasuah memastikan terbuka membantu pengisian LHKPN. Termasuk kepada Miftah jika mengalami kesulitan.

KPK telah mengingatkan penasihat, utusan hingga staf khusus presiden dan wakil presiden yang dilantik pada Selasa, 22 Oktober kemarin wajib melaporkan kekayaannya. Mereka masuk dalam jajaran penyelenggara negara karena memiliki fungsi strategis seperti diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 137 tahun 2024.

“Kepatuhan LHKPN merupakan instrument penting sebagai langkah awal pencegahan korupsi, melalui transparansi harta kekayaan para penyelenggara negara,” tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, Miftah Maulana Habiburrahman yang merupakan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan menuai kritik publik. Videonya menghina pedagang es teh yang berjualan di sebuah acara pengajian ramai di media sosial.

"Es tehmu jik okeh ora (es tehmu masih banyak enggak)? Masih? Yo kono didol (ya sana dijual), g*bl*k," kata Miftah dalam potongan video.

"Dolen ndisik, ngko lak rung payu yo wes, takdir (jual dulu, nanti kalau masih belum laku, ya sudah, takdir)," sambungnya disambut tawa dari sejumlah orang yang ada di atas panggung.