JAKARTA - Indonesia berupaya mencukupi kekurangan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan selama pandemi virus corona atau COVID-19.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Wiku Sasmito mengatakan, pemerintah telah menemukan bahan baku untuk pembuatan alat pelindung diri ini. Sehingga, alat pelindung diri ini bisa dicuci dan digunakan berulang-ulang.
"Kami menemukan bahan baku pengganti yang sesuai stadar WHO cukup melimpah. Bahan baku tersebut diproduksi oleh industri tekstil dalam negeri. Bahan pengganti tersebut adalah polyester," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan di akun YouTube BNPB, Jumat, 3 April.
— BNPB Indonesia (@BNPB_Indonesia) April 3, 2020
Dia yakin, ketika pembuatan alat pelindung diri ini diproduksi, maka bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri. Selama ini, produksi alat pelindung diri selalu terganjal dengan bahan baku yang harus diimpor terlebih dahulu.
"Kapasitas produksi APD nasional sekitar 17 juta perbulan dengan bahan baku pengganti tersebut. Produksi APD saat ini didukung paling sedikit 31 perusahaan tekstil dan 2.900 industri garmen nasional," jelasnya.
BACA JUGA:
Diberitakan sebelumnya, untuk menjaga para tenaga kesehatan, ada sekitar 300 ribu alat pelindung diri (APD) yang sudah disebarkan ke seluruh wilayah di Indonesia.
Juru bicara penanganan COVID-19, Achmad Yurianto mengatakan saat ini wilayah DKI Jakarta sudah mendapatkan tambahan APD sebanyak 85 ribu khusus untuk penanganan COVID-19.
Kemudian APD juga disalurkan ke Jawa Barat sebanyak 55.000, Jawa Timur sebanyak 25.000, Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 10.000, Bali sebanyak 12.500, kemudian Banten 10.000.
Selanjutnya, di luar Pulau Jawa dan Bali, Yurianto mengatakan pihaknya sudah mendistribusikan lebih dari 5.000 APD untuk masing-masing provinsi di Indonesia.
"Angka ini tentunya bukan angka yang kita anggap cukup dan berhenti sampai di sini karena terus akan kita kirimkan lebih lanjut," tutupnya.