JAKARTA - Pemerintah Thailand menuntut pemulangan segera empat anggota awak kapal nelayan yang ditahan oleh Myanmar di Laut Andaman pada Sabtu (30/11).
Thailand menganggap tindakan angkatan laut Myanmar sebagai "reaksi berlebihan," lapor surat kabar Bangkok Post pada Senin, 2 Desember.
"Pemerintah menuntut pemulangan segera para pelaut yang ditahan dan menganggap tindakan angkatan laut Myanmar sebagai reaksi yang berlebihan," demikian pernyataan pemerintah Thailand terkait insiden dilansir ANTARA dari Anadolu.
Insiden itu terjadi sekitar pukul 01.15 pagi waktu setempat pada Sabtu (18.15 GMT pada Jumat), ketika sekitar 15 kapal nelayan kecil asal Thailand berada di wilayah perbatasan laut antara Thailand dan Myanmar di Laut Andaman.
Mereka diserang oleh kapal patroli angkatan laut Myanmar yang melepaskan tembakan.
Seorang nelayan tewas, dua lainnya terluka, dan 19 anggota awak dari dua kapal pukat – empat warga negara Thailand dan 15 warga Myanmar yang bekerja di kapal Thailand berdasarkan kontrak – ditahan oleh militer Myanmar.
"Apakah nelayan kami melintasi perbatasan atau tidak masih belum jelas, tetapi mereka mungkin melakukannya secara tidak sengaja. Bagaimanapun, reaksi angkatan laut Myanmar terlalu berlebihan," kata Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Thailand, Phumtham Wechayachai, kepada wartawan.
Phumtham mengatakan sebagian besar dari 15 kapal nelayan Thailand yang terlibat dalam insiden tersebut bukan berasal dari provinsi Ranong, yang paling dekat dengan lokasi kejadian, melainkan dari provinsi Phang Nga.
BACA JUGA:
Para kapten kapal mungkin tidak terlalu mengenal wilayah tempat mereka berada. Komisi perbatasan bilateral Thailand-Myanmar akan segera bertemu untuk membahas insiden tersebut, kata Phumtham.
Insiden yang terjadi pada Sabtu itu merupakan bentrokan maritim pertama antara Thailand dan Myanmar dalam 30 tahun terakhir, tambahnya.
Kementerian Luar Negeri Thailand mengumumkan pada Senin duta besar Myanmar akan dipanggil untuk memberikan penjelasan dan mengadakan negosiasi terkait insiden ini.