YOGYAKARTA – Patriarki dan feminisme merupakan dua topik yang sering dibahas dalam kajian gender. Pemahaman tentang beda patriarki dan feminisme membantu masyarakat untuk lebih kritis terhadap sistem sosial yang ada.
Patriarki dan feminisme adalah dua konsep yang saling bertolak belakang. Secara sederhana, patriarki didefinisikan sebagai sebuah pandangan yang menyatakan bahwa perempuan memiliki posisi di belakang laki-laki, baik dalam segi pekerjaan, rumah tangga, dan kehidupan sosial.
Sedangkan feminisme merupakan suatu pemikiran yang menyatakan bahwa perempuan mempunyai hak yang sama dengan laki-laki dalam segala bentuk kehidupan.
Beda Patriarki dan Fenimisme
Dihimpun dari berbagai sumber, beda patriarki dan feminisme dapat diketahui lewat berbagai hal, mulai dari pengertian, tujuan, dan dampaknya terhadap kehidupan sosial.
Berikut penjelasan dari masing-masing poin tersebut:
- Pengertian
Patriarki merupakan sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuaasaan utama dalam berbagai hal, seperti kepemimpinan politik, otoritas moral, hak sosial, dan lain sebagainya.
Budaya patriarki sudah ada sejak lama dan berlangsung secara turun temurun. Kontruksi ini acapkali terlihat dalam masyarakat dengan budaya tradisional dan tingkat perekonomian yang masih di baawah rata-rata.
Menyadur buku Indonesia-Australia: Tantangan dan Kesempatan dalam Hubungan Politik Bilateral karya Richard Chauvel, dkk (2005), patriarki diartikan sebagai sistem sosial yang diskriminatif dan tidak adil bagi perempuan.
Patriarki disebut sebagai budaya lantaran secara tidak sadar telah diwariskan dari generasi ke genari, mulai dari lingkungan keluarga. Budaya patriarki mengendalikan posisi wanita dalam membatasi ruang geraknya, mulai dari pengekangan pikiran, seksualitas, reproduksi, bahkan spiritualitas.
Sementara feminisme merupakan sebuah gerakan sosial dan politik yang ditujukan untuk mencapai kesetaraan antara jenis kelamin, khususnya dalam hal hak, kesempatan dan perlakuan.
Konsep ini pertama kali muncul pada abad ke-19, sebagai tanggapan terhadap ketidaksetaraan yang dialami oleh perempuan dalam masyarakat.
Seiring berjalannyaa waktu, feminisme berkembang menjadi gerakan yang melibatkan pandangan dan strategi untuk mencapai kesetaraan gender, termasuk melalui penegakan hukum, advokasi politik, serta perubahan budaya yang mendalam.
- Tujuan
Menurut Yanuarius You dalam artikel bertajuk Patriarki, Ketidakadilan Gender, dan Kekerasan atas Perempuan dan Model Laki-Laki Baru Masyaraakt Hubula Suku Dani, patriarki bertujuan menempatkan laki-laki dalam posisi mendominasi sementara perempuan dalam posisi subordinasi.
Patriarki menghasilkan ketidaksetaraan gender di masyarakat, baik yang bersifat tradisional maupun modern. Alhasil, tekanan yang ada membuat perempuan terjebak dalam posisi subordinasi, terutama dalam konteks keluarga.
Pada feminisme, fokus utamanya adalah mengatasi ketidakadilan sistematis yang terjadi dalam masyarakat, yang seringkali menempatkan perempuan dalam posisi yang kurang menguntungkan secara ekonomi, sosial, dan politik.
- Dampak
Beda patriarki dan feminisme dari segi dampak, patriarki berpotensi memuncukan dampak negatif terhadap kehidupan sosial, di antaranya:
- Marginalisasi ekonomi
- Subordinasi atau penomorduaan gender, yang mengedepankan laki-laki di atas perempuan
- Ketidakadilan dan diskriminasi gender
- Kekerasan dalam berbagai bentuk, mulai dari kekerasan fisik hingga seksual.
- Beban ganda, di mana perempuan menanggung sebagian besar pekerjaan rumah tangga dan mengasuh anak.
SEE ALSO:
Sementara feminisme menciptakan lingkungan di mana masing-masing individu, tanpa memandang jenis kelaminnya, mempunyai hak yang sama, kesempatan yang setara, dan diperlakukan dengan adil.
Demikian informasi tentang perbedaan patriarki dan feminisme. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.