JAKARTA – Serangan udara Israel pada Sabtu 23 November membidik Mohammed Haider, pemimpin senior Hizbullah, di Beirut, Lebanon. Laporan dari perusahaan penyiaran publik Israel, KAN, mengungkapkan bahwa serangan tersebut bertujuan untuk membunuh Haider, tokoh penting kelompok Hizbullah yang berbasis di Lebanon.
Seorang sumber keamanan Israel yang tidak disebutkan namanya mengonfirmasi bahwa Haider menjadi target serangan, meskipun belum ada kepastian terkait kematiannya.
Hingga berita ini diturunkan, Hizbullah belum memberikan komentar resmi terkait insiden tersebut.
Akibat serangan udara tersebut, sebuah gedung di kawasan Basta, pusat kota Beirut, hancur lebur. Tim Pertahanan Sipil Lebanon menemukan 11 jenazah dari puing-puing dan mengevakuasi 23 orang yang terluka.
BACA JUGA:
Israel sebelumnya telah melancarkan serangan udara lintas batas ke Lebanon dengan alasan menargetkan pemimpin senior Hizbullah. Sejak Oktober, serangan Israel di Lebanon telah menyebabkan lebih dari 3.600 orang tewas, 15.300 orang terluka, dan lebih dari 1 juta warga terpaksa mengungsi, menurut otoritas kesehatan Lebanon.
Ketegangan di wilayah tersebut terus meningkat, memperburuk kondisi kemanusiaan di tengah konflik yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.