DENPASAR - Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Bali Tjok Bagus Pemayun membantah Pulau Dewata tak layak dikunjungi pada 2025.
Panduan itu dimuat dalam situs perjalanan Fodor yang mengungkap 15 destinasi wisata di dunia yang tak layak dikunungi.
"Kalau kita baca, dibilang salah satu di dalam (pemberitaan itu) bahwa overtourism, itu parameternya banyak. Saya akui memang setelah Bali (dilanda) COVID-19 dan selesai itu wisatawan (banyak ) datang, kunjungannya meningkat," katanya, Jumat, 22 November.
BACA JUGA:
Menurutnya, wisatawan terkonsentrasi di Bali Selatan. Tapi Dispar Bali mempertanyakan parameter Fodor
"Betul Bali macet, kan hanya di Bali selatan saja. (Kajiannya) iya kurang utuh. Kan itu Pulau Bali, ada parameter yang beberapa, iya kita akui di Bali Selatan masih terkonsentrasi di sana," kata Pemayun.
Dia menjelaskan, dari data kunjungan wisatawan sejak 2019 tecatat mencapai 6,2 juta per tahun dengan tingkat hunian hotel rata-rata 80 persen yang terkonsentrasi di selatan.
"Kalau kita hitung-hitungan tidak ivertourism, dan kita sudah menyusun pola perjalanan itu, yang bekerja sama dengan Kampus Universitas Udayana di Bali utara, timur, barat, kita komunikasikan juga dengan Asita yang mengatur itu," ujarnya.