JAKARTA - Tokoh masyarakat adat Papua Yanto Khomlay Eluay mengharapkan kondisi wilayah ini tetap damai hingga pemungutan suara pada Rabu 27 November 2024.
“Kedamaian di tanah Papua ditentukan dari sikap perilaku masyarakat yang ada menetap di atasnya, sehingga kedamaian menjadi tugas bersama,” kata Tokoh masyarakat adat Papua sekaligus menjadi Ondofolo (Ketua Adat) Besar Sentani Tengah Yanto Khomlay Eluay di Sentani, Minggu.
Menurut Eluay, penyampaian pendapat di muka umum sah-sah saja karena telah diatur dalam perundang-undangan namun tetap menjaga kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat.
“Kami mengimbau kepada saudara-saudaraku se-Papua yang saat ini berada di provinsi induk supaya tetap bersama-sama menjaga kedamaian hingga proses pemungutan suara selesai,” ujarnya dikutip Antara.
Dia menjelaskan kebijakan yang diambil oleh pemerintah pusat untuk Papua pada prinsipnya untuk mensejahterakan masyarakat Papua dalam berbagai sektor.
“Pemerintah mempunyai niat dan iktikad baik dalam setiap program yang diberikan ke Papua sehingga harus dinilai dari berbagai sisi sehingga ketenteraman tetap terjaga,” katanya.
BACA JUGA:
Dia menegaskan program atau kebijakan pemerintah pusat untuk Papua sama sekali tidak untuk menyengsarakan masyarakat, tetapi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sini.
“Maka kami mengajak untuk masyarakat Papua melihat setiap program atau kebijakan secara baik dan bijak, kalau ada kekurangan-kekurangan yang dinilai maka berikanlah masukan-masukan yang konstruktif dan baik bagi kebaikan bersama,” ujarnya.
Mengapa harus lakukan hal itu, kata Yanto, supaya ada perbaikan atau perubahan program atau kebijakan pemerintah pusat untuk Papua.
“Kepada seluruh masyarakat Papua yang melakukan aksi-aksi yang dapat mengganggu kamtibmas supaya dihentikan dan marilah bersama-sama menjaga kedamaian di atas tanah Papua,” katanya.
Hal ini menyusul demo penolakan transmigrasi ke Papua yang berujung ricuh antara massa pendemo dan aparat keamanan di Lingkaran Abepura, Kota Jayapura pada Jumat (15/11) 2024.