Bagikan:

LEBAK - Jembatan gantung sepanjang 120 meter yang menghubungkan Kecamatan Leuwidamar dan Bojongmanik, Kabupaten Lebak, ambruk, Kamis (14/11). Masyarakat di daerah itu terisolir.

"Penyebab ambruknya jembatan itu akibat dimakan usia," kata Kepala Desa Parakan Besi Kecamatan Bojongmanik, Kabupaten Lebak Pulung dilansir ANTARA, Jumat, 15 November. 

Masyarakat di dua kecamatan kini terisolir akibat ambruknya jembatan gantung tersebut, sehingga berdampak terhadap perekonomian masyarakat setempat.

Jembatan gantung yang terletak Desa Parakanbeusi, Kecamatan Bojongmanik yang menghubungkan Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak dilintasi ribuan orang per hari.

Saat ini, masyarakat yang hendak berpergian ke luar daerah, seperti kantor kecamatan dan Rangkasbitung terpaksa memutar dan cukup jauh.

Namun, masyarakat setempat sebagian besar terpaksa melintasi aliran sungai, meski pakaian basah.

"Kami sudah melaporkan ambruknya jembatan gantung itu ke kantor Kecamatan Bojongmanik untuk segera dilaporkan ke Pemkab Lebak," katanya menjelaskan.

Kepala Seksi Trantib Kecamatan Bojongmanik, Kabupaten Lebak Martin mengatakan ambruknya jembatan gantung itu karena putusnya tali seling yang sudah lama digunakan dan sudah sangat tua sehingga tidak kuat menahan beban.

Selain itu juga kondisi tanah sangat rapuh karena curah hujan di daerah itu cukup tinggi.

Beruntung, peristiwa ambruknya jembatan tersebut tidak menimbulkan korban jiwa maupun luka-luka.

"Kami sudah melaporkan ke Pemkab Lebak agar ada perbaikan kembali jembatan gantung itu sangat vital bagi perekonomian masyarakat," katanya.

Sementara itu, Rudi, seorang warga Kecamatan Bojongmanik Kabupaten Lebak berharap jembatan gantung yang ambruk itu segera diperbaiki agar aktivitas masyarakat kembali normal untuk melakukan kegiatan ekonomi juga anak- anak sekolah.

"Kami sekarang memaksakan diri terjun ke aliran sungai hingga pakaian basah usai jembatan gantung ambruk itu," katanya.