Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyatakan segera menyiapkan peta jalan dan perencanaan strategis reforestasi 12 juta hektare hutan yang rusak sebagai tindak lanjut arahan Presiden dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB di Baku, Azerbaijan.

"Minggu depan saya akan kumpulkan para dirjen terkait untuk membuat road map dan strategic planing. Pihak swasta dan akademisi juga akan dilibatkan dalam merumuskannya," katanya dilansir ANTARA, Kamis, 14 November.

Dia optimistis perintah Presiden Prabowo melalui Utusan Khusus Presiden, Hashim S Djokohadikusumo, di Konferensi Perubahan Iklim PBB/COP Ke-29 United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di Baku, Azerbaijan yang ditegaskan dalam pesan nasional di depan sejumlah kepala negara dan utusan beberapa negara itu, bisa terlaksana.

"Saya sangat optimis. Melalui semangat solidaritas dan gotong royong dari semua berbagai perintah Presiden Prabowo melalui Utusan Khusus, kita bisa menghijaukan kembali hutan Indonesia yang sudah gundul," ujarnya di sela-sela pertemuan bilateral.

Pada Selasa (12/11), Utusan Khusus Presiden, Hashim S Djojohadikusumo dalam pesan nasional yang dibacakannya tersebut mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto berkomitmen melanjutkan kesepakatan dan hal yang telah dikerjakan oleh presiden sebelumnya.

Indonesia berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca menuju nol emisi karbon pada 2060 atau lebih cepat dan menghindari satu miliar ton emisi karbon dioksida.

Upaya yang dilakukan dengan beralih dari pembangunan berbasis bahan bakar fosil ke pembangunan berbasis energi terbarukan dengan tambahan 75 persen kapasitas pembangkit listrik.

Energi bersih yang terjangkau akan disediakan untuk mempercepat pertumbuhan, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, menjamin ketahanan pangan, dan mengentaskan kemiskinan demi kesejahteraan masyarakat sekaligus menyeimbangkan pertumbuhan, lingkungan hidup, dan keberlanjutan.

Selain itu, mulai menghijaukan kembali lebih dari 12 juta hektare hutan yang rusak parah seiring berjalan waktu, merevitalisasi lahan terdegradasi untuk meningkatkan produksi pangan, melindungi lautan demi kesejahteraan ekonomi biru, dan memberdayakan masyarakat lokal untuk ketahanan iklim dan pekerjaan ramah lingkungan yang berkualitas.