JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan program pemeriksaan kesehatan gratis bertujuan untuk mendeteksi lebih awal penurunan kondisi kesehatan masyarakat. Dengan begitu, mereka segera mendapat penanganan dan tidak memerlukan perawatan lanjutan di rumah sakit (RS).
"Pemeriksaan kesehatan gratis harus kita lakukan agar memastikan kita bisa mendeteksi secara lebih dini kalau ada kondisi kesehatan yang menurun dari masyarakat kita. Kondisi kesehatan yang menurun ini harus bisa ditangani cepat sehingga bisa menghindari masyarakat harus dirawat di rumah sakit," kata Budi dilansir ANTARA, Selasa, 12 November.
Menurutnya, inisiasi yang merupakan salah satu dari tiga program percepatan (quick win) Presiden Prabowo Subianto bidang kesehatan ini merupakan prioritas yang harus diterapkan kepada seluruh masyarakat dari semua kelompok usia.
Ia menyebutkan masyarakat akan menjalani pemeriksaan kesehatan gratis yang berbeda-beda sesuai kelompok usianya. Kelompok usia dewasa akan diperiksa kadar gula darah, kolesterol, dan tekanan darah.
Lalu untuk kelompok lansia juga akan dideteksi risiko kanker, sementara bayi mendapat pemeriksaan hipotiroid dan G6PD.
Budi mengungkapkan, Kementerian Kesehatan mendapatkan penambahan anggaran sebesar Rp13 triliun di mana Rp1,7 triliun dari anggaran tambahan tersebut akan dialokasikan untuk program pemeriksaan kesehatan gratis. Pelaksanaan program ini nantinya akan dilakukan secara bertahap.
"Kita dapat tambahan Rp13 triliun ya dari anggaran kita kan Rp90-an triliun. Kita dapat tambahan Rp13 triliun, Rp8 triliun buat TBC, sekitar Rp3 triliunan buat rumah sakit, sekitar Rp1,7 buat skrining," ujarnya.
Pihaknya juga tengah melengkapi alat kesehatan (alkes) di puskesmas yang menjadi tempat dilakukannya pemeriksaan kesehatan gratis.
"Sekarang kita sedang siapkan termasuk (bantuan pengadaan alkes) dari Bank Dunia itu kita melengkapi 10 ribu puskesmas dengan alat-alat lab darah," ucap Budi.